Jumat 22 Nov 2013 15:15 WIB

Tensi Memanas, RNI Hentikan Pembicaraan Impor Sapi Australia

 Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10).     (Republika/ Wihdan)
Pekerja memindahkan sapi impor Australia ke atas truk di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/10). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketegangan hubungan diplomatik antara Australia dan Indonesia berimbas ke dunia usaha. PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diketahui menghentikan pembicaraan bisnis dengan peternak sapi Australia. 

RNI adalah perusahaan Indonesia pertama yang membekukan hubungan bisnis dengan Australia setelah ketegangan terjadi antar kedua negara. Hubungan yang memanas ini  dipicu oleh laporan adanya penyadapan Australia kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, istri, dan para menterinya.

"Kami memutuskan untuk menghentikan pembicaraan tentang peternakan sapi di Australia sementara waktu, sampai Pemerintah Australia menanggapi respons Pemerintah Indonesia," kata Chief Executive RNI Ismed Hasan Putro kepada Reuters.

"Hal ini sangat penting untuk membangun rasa saling percaya , menghormati dan kesetaraan di masa depan,"tambahnya. Hanya, Putro menolak menyebutkan nama perusahaan Australia mana yang kerjasamanya dihentikan.

Dia mengatakan, RNI sudah memulai pembicaraan dengan sebuah perusahaan Selandia Baru sebagai calon alternatif pengganti perusahaan tersebut.

Pada bulan September lalu, RNI melansir telah mengirim tim ke Australia untuk menjajaki kemungkinan investasi senilai Rp 350 miliar untuk tiga atau empat peternakan sapi yang ada di Australia. Tujuannya, mengimpor 120.000 sapi hidup setahun.

Sebelumnya, pada Rabu (20/11) para pejabat Indonesia mengatakan akan meninjau hubungan perdagangan dengan Australia yang nilainya lebih dari 11 miliar dolar AS pada tahun lalu. Akan tetapi, sapi dan ternak impor belum terkena imbas tersebut. 

Selain ternak, Indonesia merupakan importir utama produk pertanian Australia seperti gandum. Sementara Australia adalah pasar ekspor ke-10 terbesar di Indonesia.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement