REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga akhir tahun, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) akan menggenjot porsi kredit produktif. Hingga akhir september 2013 kredit produktif perseroan baru 37,35 persen dari total kredit. "Kita targetkan bisa 38 persen," ujar Pimpinan Divisi Kredit Agrobisnis dan Ritel M Salosin dalam paparan kinerja Bank Jatim di Jakarta, Senin (28/10).
Salosin menyebutkan kredit konsumtif perseroan masih cukup tinggi, yaitu 62,7 persen dari total kredit perseroan hingga September 2013. Total kredit yang disalurkan untuk sektor konsumer mencapai Rp 13,5 triliunm. Kredit konsumer paling banyak disalurkan ke kredit multiguna, yaitu sebesar Rp 11,86 triliun. Sisanya disalurkan ke kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit lainnya.
Dari total kredit yang disalurkan hingga akhir kuartal ketiga, yaitu sebesar Rp 21,35 triliun, penyaluran terbanyak memang ke sektor konsumtif. Oleh karena itu secara perlahan Bank Jatim akan mengurangi penyaluran ke sektor tersebut dan lebih mendorong penyaluran ke produktif. Sektor komersial sendiri berkontribusi hanya 20,2 persen dari total kredit. Untuk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), kontribusinya hanya 16,7 persen.
Direktur Utama Bank Jatim Hadi Sukrianto mengungkapkan perseroan membukukan pertumbuhan laba bersih di akhir triwulan ketiga 2013 sebesar 28,93 persen. Pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan bunga sebesar 14,6 persen atau sebesar Rp 2,3 triliun dan pendapatan operasional selain bunga sebesar Rp 32,56 persen menjadi Rp 333,3 miliar.
Pendapatan bunga didorong oleh penyaluran kredit yang tumbuh 15,34 persen. "Sehingga total aset perseroan tumbuh 10,1 persen menjadi Rp 35,51 triliun," kata Hadi.
Dana pihak ketiga (DPK) Bank Jatim tumbuh 8,67 persen menjadi Rp 28,66 triliun. DPK masih didominasi oleh giro, yaitu sebesar Ep 12,64 triliun. Sisanya tabungan Rp 7,62 triliun dan deposito Rp 8,4 triliun. Di tengah fluktuasi suku bunga acuan, perseroan mempertahankan dominasi CASA di DPK. Tercatat per September rasionya mencapai 70,68 persen dari periode triwulan sebelumnya sebesar 73,9 persen.
Bank Jatim menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) di level 3,13 persen. Nilai ini masih di bawah batas NPL dari Bank Indonesia (BI), namun bila dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, rasio ini mengalami peningkatan. Per September 2012 NPL Bank Jatim tercatat 2,72 persen.