Kamis 25 Jul 2013 14:34 WIB

Kendalikan Defisit, Pemerintah Akan Pakai Metode CIF

Defisit (ilustrasi)
Foto: FINANCIALRED.COM
Defisit (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Pemerintah akan menggunakan metode pencatatan ekspor CIF (Cost, Insurance and Freight) untuk mengendalikan defisit neraca perdagangan yang sebelumnya menggunakan metode FOB (Freight on Board).

"Sudah kami usulkan dan Bank Indonesia (BI) juga menyambut baik karena perubahan metode FOB ke CIF bisa meningkatkan nilai ekspor dan tidak ada alasan untuk tak menggunakan metode CIF," kata Menteri Perdagangan Gita Wirjawan usai rapat koordinasi di BI, Kamis (25/7).

Gita mengatakan penerapan metode pencatatan ekspor tersebut direncanakan mulai Agustus 2013. Dia juga menjelaskan perubahan metode tersebut harus disetujui asosiasi pengusaha, seperti Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) dan lainnya.

"Mereka mendukung untuk melakukan dokumentasi," katanya. Dia juga mengatakan pembeli telah setuju dengan metode tersebut.

Gita menyebutkan pada akhir Mei 2013, defisit neraca perdagangan mencapai 2,6 miliar dolar AS, yang terdiri dari 5,1 miliar dolar defisit migas dan surplus nonmigas 2,5 dolar AS. Dia menjelaskan jika dilihat dari tren ekonomi dunia, defisit memang akan terus terjadi, namun dengan metode CIF, dia mengaku optimistis bisa menghasilkan 5-10 miliar dolar AS dari sisi net perdagangan.

"Sangat bisa menghapus gambaran defisit neraca perdagangan sampai akhir tahun ini," katanya. Gita juga mengatakan metode CIF memberikan kesempatan kepada jasa dalam negeri karena masih banyak pemberi jasa yang diberdayakan dari luar negeri.

 "Jadi, kapalnya, industri maritimnya, pemberi asuransinya kalau bisa lokal untuk eksportasi," katanya. Dia menyebutkan beberapa komoditas utama eksportasi, yakni kelapa sawit, kakao dan minyak goreng.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement