REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Realisasi pendapatan negara hingga 7 Juni 2013 tercatat 34,6 persen atau Rp 529,26 triliun dari target Rp 1.529,67 triliun dalam APBN 2013. Kepada wartawan seusai jumpa pers di kantornya, Wakil Menteri Keuangan I Anny Ratnawati mengatakan realisasi pendapatan tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan realisasi tahun lalu 35,7 persen.
Realisasi penerimaan perpajakan tercatat 35,1 persen atau Rp 418,74 triliun dari target Rp 1.192,99 triliun. Sementara realisasi tahun lalu mencapai 37,1 persen. Rinciannya penerimaan pajak dalam negeri 35,3 persen atau Rp 400,4 triliun dari target Rp 1.134,3 triliun dan penerimaan pajak perdagangan internasional 31,9 persen atau Rp 18,72 triliun dari target Rp 58,7 triliun. Realisasi itu, menurut Anny, lebih rendah dibandingkan pencapaian tahun lalu yang mencapai 49,9 persen.
Hal tersebut tak lepas dari rendahnya penerimaan bea keluar yang pada tahun ini baru menyentuh 19,7 persen atau Rp 6,24 triliun dari target Rp 31,7 trliun. Sementara pada periode yang sama tahun lalu realisasinya 50,7 persen.
Menurut Anny, kenyataan itu mengonfirmasi adanya faktor belum membaiknya perekonomian global yang memengaruhi komoditas ekspor dalam negeri. "Sehingga bea keluar jauh di bawah capaian tahun lalu," ujarnya.
Sementara dari sisi bea masuk, tidak banyak koreksi yaitu dari 49,3 persen di tahun lalu menjadi 46,2 persen atau Rp 14,64 triliun dari target Rp 27 triliun. Di sisi lain, realisasi belanja negara pada medio yang sama tercatat 32,2 persen atau Rp 541,98 triliun dari pagu Rp 1.683 triliun. Angka itu lebih rendah dibandingkan posisi APBN 2012 34,1 persen.
Kemudian realisasi belanja pegawai tercatat 40,2 persen atau Rp 97,12 triliun dari pagu Rp 241,6 triliun. Pada APBN 2012, realisasi belanja pegawai berada di angka yang sama. Sedangkan realisasi belanja barang sampai saat ini 17,4 persen atau Rp 34,92 triliun dari pagu Rp 200,7 triliun berbanding realisasi tahun lalu 17,7 persen.
Untuk belanja subsidi, realisasi sampai 7 Juni 2013 tercatat 34,6 persen atau Rp 109,75 triliun dari total Rp 317,2 triliun. Rinciannya realisasi subsidi energi 34,5 persen atau Rp 94,77 triliun dari total Rp 274,7 triliun dan subsidi nonenergi 34,5 persen atau Rp 14,66 triliun dari total Rp 42,5 triliun.
Terkait belanja modal, realisasinya 14,4 persen atau Rp 26,55 triliun dari total Rp 184,4 triliun. Anny mengakui realisasi belanja modal tahun ini lebih kecil dari realisasi tahun lalu di periode yang sama sebesar 16,4 persen. Berdasarkan informasi yang diperolehnya, Anny mengatakan proses tender telah selesai di sejumlah K/L. "Akan tetapi, para kuasa pengguna anggaran semakin berhati-hati dalam proses penyiapan dokumen," ujarnya.