REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah pada Senin (17/6) pagi bergerak menguat sebesar 10 poin terhadap dolar AS menyusul harapan pelaku pasar terhadap keputusan Paripurna DPR terkait bahan bakar minyak (BBM) subsidi. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta bergerak menguat sebesar 10 poin menjadi Rp 9.870 dibanding sebelumnya di posisi Rp 9.880 per dolar AS.
"Sebelumnya, rupiah tertekan terhadap dolar AS karena belum adanya kepastian dari kenaikan BBM, hari ini diharapkan sudah ada kepastian sehingga mata uang domestik dapat melanjutkan penguatan," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Senin (17/6).
Ia menambahkan dengan adanya kejelasan BBM maka pelaku pasar dapat mengantisipasi langkah investasi maupun ekspansi bagi perusahaan ke depannya. Ia juga mengatakan naiknya BI rate masih menjadi salah satu faktor positif dalam membantu rupiah keluar dari tekanan dolar AS ke depannya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra menambahkan pelemahan dolar AS terjadi saat ini seiring data ekonomi AS yang dirilis menunjukkan bahwa momentum pertumbuhan belum terlalu solid, sehingga mendorong nilai tukar domestik terangkat. "Pertumbuhan ekonomi AS yang belum solid akan menimbulkan spekulasi bahwa the Fed akan mengurangi penarikan stimulus moneter," kata dia.
Ia mengatakan pelemahan dolar AS juga terjadi terhadap mata uang Asia lainnya, selama pekan kemarin dolar AS telah anjlok 2,9 persen terhadap yen, dan menuju penurunan minggu ke empat secara beruntun.