REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kebutuhan kedelai di Indonesia per tahun mencapai dua juta ton, sementara produksi dalam negeri hanya 800.000 ton pertahun, ehingga masih impor 1,2 juta ton pertahun. Hitungan itu disampaikan oleh Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi.
''Penanaman, kedelai, ini bisa menambah pendapatan petani transmigran dan meningkatkan kesejahtraan transmigran dan masyarakat di sekitar kawasan transmigrasi,'' ujar Roosari Tyas Wardani, Direktur Jenderal Pembinaan Pengembangan Masyarakat dan Kawasan Transmigrasi di Jakarta, Kamis (21/3).
Salah satu contoh keberhasilan penanaman kedelai dan padi, katanya adalah, Kawasan KTM Telang Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pengembangan padi dengan mekanisas telah dilaksanakan di KTM Telang di lahan 200 ha sebagai proyek percontohan. Proyek itu diharapkan dapat diterapkan oleh seluruh masyarakat di KTM Telang.
Hasil produksi padi pe rhektare mencapai lima ton, sehingga produksi padi pada lahan 200 hektar dapat mencapai 1.000 ton gabah kering giling (GKG).
''Untuk mendorong berkembangnya sentra produksi pangan ada pendampingan untuk transfer inovasi teknologi budidaya sejak awal penempatan dan tersedianya lembaga-lembaga pendukung lainnya termasuk aspek penyiapan modal usaha tani,'' jelas Roosari.