REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Semen Indonesia (Persero) Tbk sepertinya belum berminat membeli Kertas Kraf Aceh (KKA). Pasalnya dari hasil studi yang dilakukan, perseroan laiknya menjadi standby buyer produksi saja.
Hal ini ditegaskan Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia Agung Wiharto pada ROL, Senin (4/2). "Studi sudah kita lakukan, hasilnya kita buyer produksi saja," ujarnya melalui sambungan telepon.
Menurut Agung, akuisisi bukan hal yang gampang karena terkait masa depan perusahaan. Namun, sambung dia, jika akuisisi menjadi pilihan, Semen Indonesia harus melakukan pengkajian mendalam, terutama terkait kesiapan bahan baku dan mesin. "Kita juga wajib mempelajari konsesi lahan dan kepastian hukum," katanya.
Sebelumnya KKA berhenti beroperasi sejak 2007 lalu karena sejumlah persoalan. BUMN itu tak bisa berproduksi karena kekurangan bahan baku dan gas. Keuangan perusahaan pun terganggu. Perseroan bahkan berhutang hingga Rp 3,2 triliun.
Terkait dengan masa depan KKA, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan meminta Semen Indonesia untuk mengakuisisi KKA. Dikatakannya ini penting untuk membenahi kembali perusahaan kertas yang pailit itu.
Namun jika ternyata opsi ini tak disetujui pemegang saham publik Semen Indonesia, Dahlan mengatakan pihaknya sudah meyiapkan skema lain. Semen Indonesia akan menjadi pembeli hasil kertas zak yang merupakan hasil produksi KKA. Cara ini dinilai Dahlan lebih efisien untuk Semen Indonesia. "Selama ini kertas zak diimpor," katanya.
Sepanjang 2012, Semen Indonesia mencatat penjualan semen hingga 22,5 juta ton. Terjadi peningkatan 14,7 persen dibanding capaian 2011 sebesar 19,6 juta ton. Secara keseluruhan, industri semen nasional mencatat penjualan hingga 55 juta ton atau tumbuh 14,5 persen dibanding 2011 sebesar 48 juta ton.