REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pemerintah telah mengambil alih (take over) lahan seluas seribu hektare (ha), di Desa Karang Anyar, Kecamatan Klari. Lahan tersebut, awalnya untuk perumahan. Namun, saat ini diambil alih untuk dijadikan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK).
Kepala Bappeda Karawang Agus Sundawiana, mengatakan, KEK ini merupakan hasil kajian dari Kementerian Perindustrian. Dari 309 desa yang ada, cuma Desa Karang Anyar yang memenuhi persyaratan untuk KEK tersebut. Karenanya, dalam rancangan tata ruang dan wilayah secara nasional, desa tersebut sudah masuk untuk KEK.
"Dalam RTRW (rencana tata ruang dan wilayah) nasional, sudah ada //ploting// untuk KEK tersebut," ujar Agus, kepada //Republika//, Senin (28/1).
RTRW nasional tersebut, tentunya akan berimplikasi terhadap perubahan RTRW provinsi dan kabupaten. Dengan kata lain, RTRW kabupaten akan menyesuaikan dengan RTRW nasional dan provinsi. Akan tetapi, sampai saat ini kabupaten belum memiliki RTRW khusus KEK tersebut. Menunggu perubahan dari provinsi terlebih dulu.
Sebagai kawasan ekonomi khusus, Pemkab Karawang sampai hari ini belum mengetahui soal ekonomi khusus yang akan dikembang di wilayah tersebut. Selain itu, pihaknya juga belum mengetahui teknis pendanaan dan kontribusi terhadap. Hanya, dirinya berharap pembangunan tersebut didanai oleh pemerintah pusat agar bisa mendatangkan investor.
"Jadi kami belum tahu, apa yang akan dikembangkan di desa tersebut," tutur Agus.
Terkait dengan pelaksanaan pembangunan, lanjut Agus, kemungkinan besar akan direalisasikan pada 2014 mendatang. Sebab, pada tahun ini, KEK Karawang tidak termasuk dalam salah satu pembangunan yang diprioritaskan. Mengingat, prioritas pembangunan di Karawang masih seputar pelabuhan yang disusul dengan bergulirnya wacana bandara.
Sementara itu, Kepala Badan Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Kabupaten Karawang, Okih Hermawan mengatakan, wilayah lumbung padi ini setiap tahunnya mengalami peningkatan investasi. Terlebih, sejak pemerintah berencana membangun bandara, dan pengembangan Pelabuhan Cilamaya. Saat ini, sudah banyak investor properti, dan perdagangan mulai masuk.
"Dampaknya harga tanah pun meningkat 20 persen dari sebelumnya," paparnya.