REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat diperkirakan akan menjadi bank syariah pertama yang melantai di bursa. Bank pertama murni syariah tersebut menyatakan sedang dalam tahap persiapan menuju perusahaan terbuka.
"Kalau pengkajiannya selesai tahun ini, ya Muamalat akan melisting tahun ini," ujar Sekretaris Perusahaan Meitra N Sari, saat ditemui wartawan di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (198/1).
Muamalat telah melakukan kajian sekaligus menunjuk underwritter jelang initial public offering (IPO). Namun ia enggan menyebutkan siapa underwritter yang ditunjuk. Kajian yang dilakukan berpaku pada buku kinerja Desember.
Dengan melakukan IPO perseroan diharapkan memperoleh dana untuk penambahan modal. Pasalnya bank syariah pertama di Indonesia ini juga berencana akan naik kelompok usaha bank umum (BUKU) satu tingkat ke atas.
Selain memperoleh dana dari IPO, perseroan juga akan menerbitkan sukuk subordinasi. Sebelumnya Muamalat telah mengajukan penerbitan sukuk senilai Rp 1,5 triliun kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK). Tahap pertama telah dilakukan tahun lalu dengan nilai penerbitan Rp 800 miliar.
Sisa sukuk akan diterbitkan tahun ini. "Kami harap semester pertama tahun ini," kata sekretaris perusahaan yang biasa dipanggil Nino.
Nino meyakini penerbitan sukuk tahap dua akan tetap menarik. Pasalnya ketika sukuk tahap satu diterbitkan, sukuk mengalami kelebihan permintaan. Awalnya perseroan hanya menerbitkan Rp 500 miliar. Namun ternyata permintaan mencapai Rp 1 triliun sehingga jumlah sukuk yang diterbitkan tahun lalu ditambah menjadi Rp 800 miliar. Sisanya akan diterbitkan tahun ini.
Beberapa waktu lalu Bank Muamalat memperoleh penghargaan dari Alpha Southeast Asia sebagai bank syariah terbaik. Muamalat juga memperoleh penghargaan dari Global Finance, New York untuk kategori yang sama. Penghargaan ini merupakan salah satu aspek yang membuat investor mempercayakan dananya kepada perusahaan. "Agar Bank Muamalat dapat melantai di bursa dengan efektif, di samping pencapaian lain seperti aset yang sesuai target," ujar Nino.
Hingga akhir tahun Bank Muamalat telah mengumpulkan aset sebesar Rp 44,9 triliun dengan pembiayaan sebesar Rp 32,76 triliun. Pembiayaan ditopang oleh pencapaian dana pihak ketiga sebesar Rp 34,9 triliun.