REPUBLIKA.CO.ID, Demi menjaga stok BBM bersubsidi tak melebihi batas kuota yang ditentukan, Pertamina menyiapakan sejumlah cara. Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan menyatakan institusi berupaya memastikan kuota yang diberikan ke Pertamina cukup hingga akhir tahun.
“Kalau nanti ternyata habis, ya habis. Tapi kan kita sudah siapkan BBM non-PSO,” katanya.
Direktur PT Parna Raya induk usaha SPN, Gandung Atmadji, bahkan menegaskan untuk penyaluran BBM Bersubsidi, perusahaan sudah punya cara khusus agar kuota yang diberikan tak jebol.
“Kebetulan kita menyalurkan seluruh BBM ini ke nelayan saja, tidak ke SPBU,” katanya. Ia menuturkan agar efektif pihaknya menggunakan kartu pengendali, di mana yang mendapatkan BBM bersubidi hanya nelayan yang mendaftar.
Dengan kartu ini, ia menuturkan perusahaan bisa tahu, berapa banyak jumlah BBM bersubsidi yang dinikmati nelayan. “Kalau sudah lebih ya tak bisa disalurkan,” jelasnya.
SPN menyalurkan BBM bersubsidi di beberapa kota di Sumatera seperti Lampung, Jambi, Belitung, Bitung dan Padang. Untuk pembangunan infrastruktur tangki dan dispenser guna menyalurkan BBM, perusahaan segera menggelontorkan dana hingga 2 juta dolar AS (Rp 19 miliaran).
Sementara Bicara AKR, Emanuel Tarigan mengatakan BBM bersubsidi akan disalurkan baik ke retail maupun nelayan. “Untuk mengontrol kami sudah menggunakan alat automatic packaging dan perhitungan dari subsidi bukan di depo,” jelasnya.
Ia mengutarakan perusahaan akan menyalurkan BBM di Sumatera, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi. Namun ke depan, bila SPBU baru sudah jadi, kemungkinan perusahaan akan menyalurkan pula BBM bersubsidi di Jawa Tengah.