Sabtu 13 Oct 2012 07:46 WIB

Saingi Singapura, Indonesia Bangun Kompleks Industri Penunjang Migas

Rep: Sefti Oktarianisa/ Red: Fernan Rahadi
Cadangan migas Indonesia yang tersisa saat ini sekitar 10 miliar barel. Sedangkan produksi minyak yang dilakukan BP Migas belum mencapai target yakni 930.000 barrel per hari.
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Cadangan migas Indonesia yang tersisa saat ini sekitar 10 miliar barel. Sedangkan produksi minyak yang dilakukan BP Migas belum mencapai target yakni 930.000 barrel per hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA  --  Indonesia sebentar lagi bakal memiliki kompleks industri khusus untuk menunjang sektor minyak dan gas bumi (migas). Pemerintah telah menyiapkan Karimun, Kepulauan Riau untuk menjadi pusat industri guna melengkapi kebutuhan KKKS di Tanah Air.

"Pembangunannya mungkin memakan waktu tiga tahun. 2015 selesai," kata Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini, pada Republika saat dijumpai di Penghargaan Energi, Jumat (12/10) malam. Ia menuturkan pihaknya ingin membesarkan industri ini agar bisa menyaingi industri di negeri jiran Singapura.

"Selama ini kalau kita bangun kilang, kerangka infrastrukturnya semuanya dari Singapura," ujarnya lagi. Ia menuturkan dengan pembangunan ini diharapkan uang industri akan masuk ke dalam negeri sendiri bukan selalu ke luar negeri.

Total, investasi yang akan digelontorkan bakal mencapai Rp  283,4 triliun. Ada tujuh perusahaan, termasuk afiliasi dengan asing, yang akan berinvestasi.

Investasi  terbesar datang dari PT Karya Maritim Makmur yang bergerak di bidang industri pembuatan, perbaikan, dan pemotongan kapal. Nilainya mencapai 25 miliar dolar AS atau Rp 225 triliun.

"Dananya memang kebanyakan penanaman modal asing," kata Rudi. Namun ia mengatakan tetap ada keterlibatan daerah agar potensi tergali signifikan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement