REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri Keuangan Agus Martowardojo meyakini perekonomian Indonesia tahan dari krisis ekonomi yang terjadi di Eropa saat ini.
"Pengalaman krisis ekonomi global pada tahun 2008, 2009, dan 2011 akan menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia. Ketika krisis utang Eropa melanda pada tahun lalu, perekonomian kita masih bisa tumbuh pesat sebesar 6,5 persen, sementara Eropa, India, dan China mengalami tekanan," kata Agus dalam acara National Seminar: Improving Entrepreneurial Ecosystem for Sustainable Business Competitiveness di Jakarta, Sabtu.
Menurut Agus, kunci kesuksesan perekonomian Indonesia adalah peran pengusaha dan stakeholder ekonomi domestik. "Akan tetapi, bukan hanya itu, masih ada faktor lain, yaitu investasi yang terus tumbuh sampai dengan saat ini," kata Agus.
Agus mengatakan ke depannya pemerintah harus memikirkan tentang pengembangan pangan dan pertanian sehingga akan lebih mampu bertahan dari guncangan ekonomi di luar negeri.
"Surplus beras sebesar 10 juta ton pada tahun 2014 masih belum cukup untuk menjadikan Indonesia sebagai negeri swasembada pangan," kata Agus.
Dalam kesempatan tersebut, Agus juga menuturkan tentang pentingnya menggalakkan wiraswasta di dalam negeri, khususnya di tengah krisis yang terjadi saat ini.
"Wiraswasta dapat menekan angka pengangguran di dalam negeri dan mendorong perekonomian menjadi lebih maju," kata Agus.
Agus mengatakan bahwa wiraswasta merupakan tipe orang-orang yang memiliki jiwa pencari "opportunity" atau peluang dan mampu berperang serta berinovasi.
"Menjadi wiraswasta itu tidaklah mudah karena setiap orang memiliki karakter dan jiwa yang berbeda satu sama lain. Menjadi wiraswasta berarti harus mampu mengelola sumber daya, mulai dari bentuk mentah hingga menjadi emas," papar Agus.
Agus mengimbau agar setiap perguruan tinggi memasukkan kurikulum seputar wirausaha sehingga angka pengangguran dan kemiskinan dapat terus berkurang.