Selasa 29 Mar 2011 11:02 WIB

YLKI Jambi Serukan Warga Tolak Konversi Gas Sebelum Ada Pelatihan

Seorang pekerja sedang melakukan proses pengisian Gas di salah satu Agen Tabung Gas Elpiji 3Kg di Pondok Cabe Tangerang Selatan.
Foto: M.SYAKIR/REPUBLIKA
Seorang pekerja sedang melakukan proses pengisian Gas di salah satu Agen Tabung Gas Elpiji 3Kg di Pondok Cabe Tangerang Selatan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI - Yayasan lembaga konsumen Indonesia (YLKI) minta masyarakat menolak konversi minyak tanah ke gas elpiji sebelum ada pelatihan oleh pemerintah atau instansi terkait kepada warga, terutama ibu rumah tangga.

Ketua YLKI Warasdi, di Jambi, Selasa, mengatakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) harus turunkan tim untuk memberi pelatihan kepada warga, khusunya ibu-ibu rumah tangga sebagai pengguna.

"Kita minta warga menolak konversi tersebut sebelum dilakukan pelatihan, atau sosialisasi serius dari instansi terkait," katanya.

Menurut dia, secara berkelompok masyarakat harus dilatih cara menggunakan dan mengetahui penggunaan gas elpiji dan cara mencegah bahaya yang bakal ditimbulkannya.

Ia menyebutkan, selama ini pemerintah hanya mempunyai program, namun tidak disertai sosialisasi yang membuat masyarakat mengerti dan memahami pelaksanaan program tersebut.

Program konversi minyak tanah ke gas elpiji hingga kini secara bertahap terus dilakukan, namun kegiatan tersebut telah menimbulkan puluhan korban, terutama di daerah putidak berjalan lancar. Tersendatnya program konversi tersebut karena dibanding menggunakan minyak tanah risiko yang ditimbulkannya cukup besar bila tidak dipahami dengan baik oleh masyarakat.

Sosialisasi pengunaan dan pencegahaan bahaya menggunakan elpiji itu harus dilakukan, dan Disperindag harus mengomandoi kegiatan tersebut.

YLKI selaku pembela dan pelindung hak konsumen bersedia meprakarsai kegiatan sosialisasi sepanjang Disperindag setempat mau mendukung dengan mengajak berbagai instansi terkait lainnya.

Pihak Pertamina sebagai penyedia dan distributor gas elpiji termasuk yang bertanggung jawab dalam produksi tabung gas yang digunakan juga harus berperan aktif. "Masyarakat, terutama ibu rumah tangga harus diberi pemahaman supaya kecelakaan disebabkan meledaknya tabung gas tidak terjadi, dan tidak ada lagi korban yang berjatuhan," kata Warasdi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement