REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA--Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Senin karena kekuatan Barat melancarkan serangan udara untuk menghentikan serangan pemimpin Libya Moamer Qaddafi terhadap warga sipil yang melawan terhadap pemerintahannya, kata analis. Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, meningkat 1,85 dolar AS menjadi 102,92 dolar AS per barel sedangkan minyak mentah Brent North Sea untuk Mei naik 1,73 dolar AS menjadi 115,66 dolar AS pada sore hari.
Dalam intervensi terbesar Barat di dunia Arab sejak invasi pimpinan AS ke Irak 2003, kapal perang AS dan kapal selam Inggris menembakkan lebih dari 120 rudal jelajah Tomahawk ke Libya pada Sabtu malam, para pejabat militer AS mengatakan. Aksi bersama oleh Amerika Serikat, Inggris dan Prancis dilakukan setelah otoritas Dewan Keamanan PBB menggunakan "segala cara yang diperlukan" untuk melindungi sipil dan menegakkan gencatan senjata dan zona larangan terbang terhadap pasukan Kadhafi.
"Harga minyak sudah naik akibat serangan militer di Libya dari pasukan PBB ... Lebih instalasi minyak bisa rusak akibat kerusakan yang terjadi bersamaan dan sabotase internal," kata Victor Shum, prinsipal senior konsultan energi internasional Purvin and Gertz di Singapura.
"Kerusuhan di Timur Tengah dan wilayah Afrika Utara dapat menyebar ke (bagian dari) daerah lain, dan karenanya pengaruh buruk terhadap harga minyak tetap. Gangguan pasokan minyak akan mendukung harga di tiga digit," kata Shum. Orang kuat Libya telah terus menyerang pemberontak setelah pemberontakan melawan rezimnya yang berusia empat dekade menyusul gerakan serupa di Mesir dan Tunisia yang mengguncang wilayah tersebut dan mengirim harga minyak melonjak.
Libya yang kaya minyak memproduksi 1,69 juta barel per hari sebelum kerusuhan tersebut, menurut Badan Energi Internasional. Dari jumlah itu 1,2 juta barel diekspor, terutama ke Eropa. Pelanggan utama lainnya adalah China dan Amerika Serikat.