REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kementerian BUMN dan manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) optimistis harga saham IPO Garuda akan mengalami peningkatan dalam beberapa bulan ke depan. Pasalnya penurunan harga yang terjadi pada saat listing diakibatkan kondisi pasar yang sedang mengalami penurunan.
"Penurunan harga saham Garuda merupakan gambaran sesaat di tengah merosotnya bursa saham global dan regional," kata Menteri BUMN Mustafa Abubakar, di sela acara Listing Perdana Saham Garuda, di Bursa Efek Indonesia, Jumat (11/2).
Pada saat pembukaan perdagangan, pukul 09:30 WIB, saham Garuda tercatat Rp700 per lembar, terkoreksi Rp50 per lembar atau 6,66 persen dari harga perdana yang ditetapkan sebesar Rp750 per lembar.
Saham Garuda ditransaksikan pada harga terendah Rp600 per lembar, dan harga tertinggi Rp700 per lembar. Total frekuensi transaksi 189 kali, dengan total volume perdagangan vol 14.670 lot atau Rp8,9 miliar.
Menurut Mustafa, harga saham naik atau turun di pasar modal merupakan hal yang biasa. "Saham Garuda yang turun kali ini seirama dengan kondisi pasar. Saya juga sudah menduga hal ini akan terjadi," ujarnya.
Meskipun begitu, Mustafa memberikan gambaran bahwa dalam enam bulan ke depan harga Garuda akan terus membaik. "Yang pasti dengan IPO ini kebutuhan Garuda untuk memperoleh pendanaan sudah terpenuhi," tegas Mustafa.
Hal senada diungkapkan Direktur Utama Garuda Emirsyah Satar. Ia berpendapat turunnya harga saham karena dinamika pasar yang tidak bisa diubah.
"Penurunan saham Garuda tidak bisa dihindari, karena situasi pasar yang sedang mengalami "slowdown". Hal ini juga terlihat dari penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)," kata Emir.
Terkait kemungkinan investor akan menanggung kerugian akibat penurunan harga GIAA, Emirsyah menuturkan bahwa investasi yang dilakukan itu jangka panjang. "Beli sekarang, tapi dilepas pada jangka panjang pada saat harganya tinggi," ujarnya.
GIAA merupakan emiten ke tiga yang tercatat di BEI pada 2011, dengan bidang usaha jasa angkutan udara. Jumlah saham GIAA yang dicatatkan pada saham utama, sebanyak 22,640 miliar lembar, pada harga pembukaan perdana Rp750 per lembar.
Dana yang dihimpun sebanyak Rp4,7 triliun, adapun kapitalisasi pasar mencapai Rp16,98 triliun. Adapun jumlah saham yang ditawarkan mencapai 6,355 miliar lembar, jumlah saham yang dipesan 3,33 miliar lembar, dan sebanyak 3,008 miliar lembar diambil oleh penjamin emisi efek.