REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengungkapkan tiga maskapai penerbangan yang akan melayani pemberangkatan jamaah Haji 2025. Ketiga maskapai ini adalah Garuda Indonesia, Lion Air Group, dan Saudi Airlines.
"Untuk yang hadir bersama kita dari empat maskapai, ada dua maskapai Garuda Airlines dan juga Lion Group. Saudi Airlines untuk vendor di luar negerinya. Jadi di dalam negeri ada 2, di luar negeri ada 1," kata Hilman dalam rapat bersama Panitia Kerja (Panja) Biaya Haji Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Senin (6/1/2025).
Ia menyampaikan salah satu pertimbangan dalam pemilihan maskapai itu adalah ketepatan waktu penerbangan atau on time performance.
"Tentu kami memiliki dasar pertimbangan, di antaranya adalah pengalaman yang dimiliki oleh masing-masing maskapai, kemudian hal juga yang terkait dengan on time performance itu menjadi perhatian kita semua," ujar Hilman.
Ia juga mengatakan, sebagaimana dimuat dalam Keputusan Menteri Agama Nomor 1197 tahun 2024 tentang Pedoman Penyedia Transportasi Jamaah Haji tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi, maskapai yang terpilih itu secara administratif telah memenuhi syarat dan teknis telah memenuhi syarat yang ditetapkan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Agama Romo Muhammad Syafi'i telah mengungkapkan rencana pemerintah menggandeng maskapai selain Garuda Indonesia untuk mengangkut jamaah haji. Tahun-tahun sebelumnya, pemerintah hanya menggunakan jasa Garuda dan Saudi Airlines.
Rencana itu diungkap dalam proses pembahasan biaya haji. Biaya penerbangan menjadi salah satu komponen termahal di biaya haji. Dalam usulan pemerintah, biaya penerbangan sebesar Rp 34,4 juta dari total biaya Rp 93,4 juta.
"Ya, jadi memang semakin banyak yang siapkan jasa, semakin kompetitif, servis juga semakin baik. Jadi mungkin peluang itu kita pakai juga untuk haji tahun ini. Mungkin akan buka peluang pada maskapai-maskapai yang lain, terutama yang domestik," ungkap Romo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (30/12).