Selasa 18 Jan 2011 00:07 WIB

Harga Pertamax Merangkak Naik, Konsumen Balik ke Bensin

BBM
BBM

REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG--Sejumlah pengguna kendaraan bermotor roda dua dan roda empat yang sebelumnya sudah berangsur menggunakan Pertamax, kini banyak yang kembali menggunakan bensin (Premium) akibat harga Pertamax naiklagi sejak Sabtu (15/1).

"Saya sudah hampir setahun ini biasa membeli Pertamax untuk sepeda motor, dengan harapan lebih hemat. Tapi setelah harganya terus naik maka kembali ke bensin," kata warga Telukbetung Utara Bandarlampung, Ridwan (38), di Bandarlampung, Senin.

Dia menjelaskan, sebelumnya sudah tertarik untuk membiasakan kendaraan pribadinya mengguakan Pertamax meski harganya lebih mahal dari bensin, karena unuk menjaga kualitas mesin agar lebih bersih, awet, dan lainnya.

Saat menggunakan Pertamax, katanya lebih lanjut, harga premium Rp 4.500/liter, dan Pertamax masih sekitar Rp 6.000/liter.

"Namun, belakangan harganya cepat naik terus, mulai dari Rp 6.200, naik lagi jadi Rp 6.800, dan sekarang sudah jauh lebih tinggi lagi menjadi Rp 7.550/liter," katanya.

Kondisi itu, kata Ridwan, sangat memberatkan, karena harga Pertamax hampir dua kali lipat dari harga bensin.

Dia mencontohkan pula, biasanya ketika menggunakan bensin, untuk mengisi tanki penuh sepeda motornya hanya sekitar Rp 15 ribu hingga Rp16 ribu. Sedangkan ketika menggunakan Pertamax rata-rata antara Rp20 ribu sampai Rp24 ribu/tangki.

"Tapi sekarang untuk mengisi tanki sepeda motor jenis bebek penuh sudah harus mengeluarkan Rp 28 ribu hingga Rp 30 ribu bahkan bisa lebih," katanya lagi.

Wakil Presiden Komunikasi Pertamina, Mochamad Harun, mengatakan, kenaikan harga Pertamax ini akan mempengaruhi atau menurunkan tingkat penjualan BBM nonsunsidi tersebut.

Harga Pertamax untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya naik dari Rp 7.500 menjadi Rp 7.850/liter.

Pertamax Plus naik Rp 300 menjadi Rp 8.100/liter, dan Pertamina dex curah naik menjadi Rp 8.450/liter.

Harga minyak mentah dunia melonjak akibat cadangan minyak di Amerika Serikat menurun. Gejolak harga minyak mentah juga terjadi karena pasokan bakal berkurang akibat penutupan pengeboran di Alaska.

sumber : Ant
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement