REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penyerapan anggaran APBN Perubahan 2010 hingga 30 November baru mencapai 68 persen. Padahal sisa tahun anggaran tinggal sebentar lagi.
Anggota DPR Komisi Perekonomian dan Keuangan (XI), Arief Budimanta, mengatakan pemerintah tidak serius menggejot pelaksanaan APBN.
"Belanja modal yang diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan menyerap tenaga kerja justru paling sedikit serapannya, hanya 49 persen. Ini membuktikan pemerintah tidak serius memajukan kesejahteraan," kata Arief pada Republika, Rabu (15/12).
Ia paparkan, serapan anggaran terbesar adalah belanja pegawai, belanja barang yang terakhir adalah belanja modal. Belanja modal diharapkan dapat menstimuli pertumbuhan dan menyarap tenaga kerja. Dari serapan belanja modal hanya 49 persen itu berasal dari sektor yang berhubungan dengan kesejahteraan masyarakat.
Ia menyontohkan, di anggaran kesehatan hanya 19 persen belanja modal yang terserap. Sementara di anggaran pendidikan nasional hanya 33 persen anggaran belanja modal yang terserap.
Menurut dia, perilaku birokrat dan kementerian untuk menyerap anggaran dari tahun ke tahun tidak berubah. "Sistem anggarannya kebut semalam, proyek manajemennya lamban, dan persetujuan DIPA dari Kemenkeu juga lamban," katanya, mengkritik.
Ia meminta pemerintah memperbaiki penyerapan anggaran ini di APBN 2011. "Sinergiskan rencana anggaran dengan indikator hasil penyerapan yang jelas dan jadwal waktu pelaksanaannya," kata dia.