REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Timah Tbk (TINS) mencatatkan kinerja keuangan yang positif pada semester I 2025. Emiten tambang timah milik negara ini membukukan laba bersih sebesar Rp300,07 miliar, atau setara 93 persen dari target tahunan sebesar Rp322,64 miliar.
Perseroan juga mencatatkan pendapatan sebesar Rp4,22 triliun dengan beban pokok pendapatan sebesar Rp3,37 triliun. Laba usaha tercatat Rp380 miliar dan EBITDA mencapai Rp838 miliar. Total aset perusahaan hingga akhir Juni 2025 sebesar Rp12,33 triliun, dengan liabilitas Rp5,03 triliun dan ekuitas sebesar Rp7,29 triliun.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko PT Timah Tbk, Fina Eliani, menjelaskan bahwa efisiensi biaya, penurunan utang berbunga, dan penguatan arus kas menjadi kunci dalam menjaga stabilitas kinerja keuangan.
“Perseroan terus berupaya mengoptimalkan volume produksi melalui peningkatan sumber daya dan cadangan, penambahan armada produksi dan jumlah tambang, serta transformasi proses bisnis agar dapat mencapai target yang telah ditetapkan,” ujar Fina.
Dari sisi produksi, PT Timah mencatatkan produksi bijih timah sebesar 6.997 ton Sn dan produksi logam sebesar 6.870 metrik ton pada semester I 2025. Perseroan terus menggenjot produksi dengan strategi peningkatan tambang darat, bor pandu, serta kerja sama Kapal Isap Produksi (KIP) di wilayah Bangka Utara, Bangka Selatan, dan Kundur.
Stabilisasi harga timah di pasar global turut mendukung kinerja perseroan. Harga timah di London Metal Exchange (LME) tercatat rata-rata sebesar 32.116 dolar AS per metrik ton, naik 9,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Peningkatan ekspor Indonesia yang mencapai 177 persen secara tahunan (YoY) dalam enam bulan pertama 2025 juga menjadi katalis.
Dari sisi penjualan, ekspor logam timah masih mendominasi dengan porsi 92 persen. Enam negara tujuan ekspor utama meliputi Jepang (20 persen), Korea Selatan (19 persen), Singapura (16 persen), Belanda (10 persen), Italia (5 persen), dan India (4 persen). Sementara penjualan domestik hanya sebesar 8 persen.
Fina menambahkan, perusahaan menargetkan produksi bijih timah mencapai 21.500 ton Sn dan logam timah 21.545 metrik ton pada akhir 2025, dengan penjualan ditargetkan mencapai 19.065 metrik ton.
“Untuk mencapainya, kami telah menetapkan lima strategi utama yaitu pengelolaan cadangan dan sumber daya, agresivitas produksi dan kinerja operasi, penguatan hilirisasi dan industrialisasi, transformasi proses bisnis, serta pengembangan Center of Excellence dan optimalisasi portofolio,” kata Fina.
Di luar aspek keuangan, PT Timah juga terus memperkuat implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Dalam aspek lingkungan, perseroan melaksanakan reklamasi lahan bekas tambang dan konservasi wilayah pesisir secara konsisten.
Dalam aspek sosial, PT Timah aktif menjalankan program pengembangan masyarakat, pemberdayaan UMKM, serta inisiatif pendidikan dan kesehatan. Sementara pada aspek tata kelola, perusahaan terus memperkuat transparansi bisnis, audit internal, serta kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku.