REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menko Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan Indonesia lebih siap melaksanakan hasil putaran Doha, dibandingkan melakukan perdagangan bebas Asia Pasifik (FTAAP). "Seluruh anggota APEC belum satu kesepakatan soal itu (FTAAP). Indonesia mengganggap lebih bagus menyelesaikan putaran Doha dulu, kita harus fokus," ujarnya di Jakarta, Kamis (18/11).
Putaran Doha yang dimaksud adalah negosiasi perdagangan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang dimulai pada November 2001 dan fokus pada penurunan tarif dari produk pertanian serta liberalisasi perdagangan di bidang jasa secara global. Hatta menjelaskan, saat ini pemerintah lebih memperhatikan kepentingan nasional, karena dengan adanya perdagangan bebas, banyak produk impor yang akan dikenakan tarif nol persen.
"Jangan melompat ke Free Trade Agreement (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP). Itu banyak yang tarifnya nol persen dengan seketika, dan itu kita harus memperhatikan kepentingan nasional," ujarnya.
Menurut dia, akan lebih baik apabila Indonesia menyiapkan "building institution" terlebih dahulu sebelum menerapkan perdagangan bebas antar kawasan Asia Pasifik. "Jangan asal ikut saja, kita harus melihat kesiapan kita. Memperkuat building institusi," ujar Hatta.
Sebelumnya dalam penutupan KTT Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) di Tokyo, Jepang, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengatakan pemerintah harus mempertimbangkan kesiapan dan kapasitas daya saing industri di dalam negeri sebelum ikut dalam FTAAP.
"Dari segi penilaian, kita belum siap sehingga perlu mempertimbangkan persetujuan yang sangat berat ini untuk kepentingan di dalam negeri. Kita tidak menolak, tetapi belum siap," ujarnya.