REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penjualan saham PT Krakatau Steel yang terlalu rendah terus mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan. Langkah penjualan perusahaan plat merah tersebut, disinyalir merupakan langkah awal untuk menjual saham BUMN lainnya.
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS) Marwan Batubara mengatakan sinergi antara BUMN kini belum terwujud. Hal itu terlihat dalam kasus Initial Public Offering (IPO) PT Krakatau Steel.
Menurutnya potensi laba Krakatau Steel ke depan cukup besar. Mengingat permintaan baja yang terus meningkat setiap tahunnya. Kalau kebutuhan 2009 kebutuhannya 6,9 juta ton, lanjut Marwan, maka pada 2014 diperkirakan bisa menjadi 12 juta ton. Sehingga secara prospek bisnis cukup meyakinkan.
"Jadi bisnis prospeknya ada. Karena itu Bank BUMN bisa memberikan pinjaman ke Krakatau, jadi tidak perlu tergadai. Apalagi sekarang terlalu murah yang seharusnya bisa diatas seribu rupiah namunnya nyatanya hanya Rp 850 per lembar saham," ucapnya.
Tidak menuntut kemungkinan, lanjut Marwan, Garuda dan Pertamina menjadi sasaran selanjutnya dalam penjualan BUMN.