Sabtu 09 Oct 2010 02:11 WIB

Telkom Dapat Pinjaman Rp 4 Triliun

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Budi Raharjo
Ilustrasi
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PT Telkom Tbk mendapatkan pinjaman dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Negara Indonesia Tbk sebesar Rp 4 triliun. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) telekomunikasi ini rencananya akan menggunakan pinjaman dari BRI dan BNI ini untuk memperkuat belanja modal perusahaan.

"Kami sudah mendapatkan pinjaman Rp 4 triliun," kata Direktur Keuangan Telkom, Sudiro Asno kepada wartawan di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat (8/10).

Menurut Sudiro, kucuran dana Rp 4 triliun dari BRI dan BNI ini akan digunakan untuk membiayai belanja modal atau capital expenditure perusahaan. Dia juga menyebutkan kemungkinan dana segar tersebut akan dimanfaatkan untuk kegiatan merger atau akuisisi perusahaan. "Pinjaman ini akan digunakan untuk mendanai kebutuhan belanja modal tahun depan. Kalau ada aksi M&A (merger dan akuisisi) juga bisa digunakan," ujar Sudiro.

Terkait rincian pinjaman dari kedua bank pelat merah tersebut, Sudiro mengungkapkan porsi pendanaan BRI lebih besar dibanding BNI. Dia mengatakan BRI memberikan pinjaman sebesar Rp 3 triliun, sisanya sebesar Rp 1 triliun dari BNI. Rencananya, penandatanganan pinjaman akan dilakukan pada 13 Oktober mendatang.

Sudiro menguraikan pinjaman ini memiliki jangka waktu atau tenor selama lima tahun. Dengan suku bunga yang ditetapkan sebesar 8,35 persen, yang mengacu pada Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) plus 1,25 basis poin. "Bunganya sekitar 8,35 persen," singkatnya.

Ditambahkan Sudiro, selain dari pinjaman BRI dan BNI, rencana konsolidasi Flexi, unit usaha Code Division Multiple Access (CDMA) dengan Esia, anak usaha PT Bakrie Telecom Tbk, juga berpotensi mendatangkan dana segar untuk Telkom. "Kami pastikan, Telkom tidak akan mengeluarkan dana sedikitpun. (Malah) mungkin kami akan mendapatkan dana dari konsolidasi ini," lugasnya.

Menyinggung perkembangan rencana konsolidasi Flexi dengan Esia, Direktur Utama Telkom, Rinaldi Firmansyah, menyampaikan sampai saat in prosesnya masih terus berjalan. Namun, ia mengaku belum ada perkembangan yang signifikan. "Hingga kini belum ada progress yang terbaru. Nanti, saya jelaskan saat pembahasan laporan keuangan," ujar Rinaldi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement