Rabu 21 Jul 2010 03:39 WIB

Menteri BUMN: Tidak Ada Masalah Internal di Garuda Indonesia

Rep: Citra Listya Rini/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Menteri BUMN Mustafa Abubakar menyatakan telah menerima surat pengunduran diri Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia (Persero) Eddy Porwanto. Namun, ia membantah bahwa pengunduran Eddy tersebut lantaran ada kisruh internal di Garuda.

"Kami sudah menerima surat pengunduran dirinya. Saya sangat memahami pengunduran diri tersebut. Jadi, bukan karena adanya masalah internal di Garuda," kata Mustafa saat ditemui di kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (20/7.) Manajemen Garuda membantah pengunduran diri Eddy disebabkan karena adanya permasalahan internal.

Pernyataan Mustafa ini secara tidak langsung membantah kabar yang beredar bahwa adanya rekayasa laporan keuangan Garuda. Kabar tersebut mencuat selepas Garuda berhasil membukukan laba bersih di tahun-tahun sebelumnya. "Saya belum tahu kabar tersebut. Saya baru dengar kabar itu sekarang. Lagipula, itu kan masih sebatas dugaan, jadi kita tunggu dulu perkembangan laporannya, apa ada hal-hal yang tidak wajar. Mudah-mudahan tidak ada ya," tukas Mustafa.

Lantas, apakah Kementerian BUMN akan mengkaji ulang laporan keuangan Garuda? Ia kembali menegaskan bahwa hal tersebut harus menunggu laporan dari Garuda. Tapi, tidak kemungkinan hal pengkajian ulang laporan keuangan Garuda akan dilakukan bila perlu. "Yang pasti, pengunduran diri direktur keuangan tidak mengganggu jalannya IPO (initial public offering) Garuda. Proses menuju IPO terus berjalan hingga kini," ungkap Mustafa.

Sebelumnya, Vice President Corporate Communication Garuda, Pujobroto mengakui, Eddy Porwanto saat ini telah mengajukan surat pengunduran diri kepada Menteri BUMN. "Namun demikian adalah sama sekali tidak benar apabila --seperti yang diberitakan -- Eddy Porwanto mengundurkan diri karena adanya permasalahan internal," tegas Pujobroto dalam siaran persnya.

Menurutnya, pengunduran diri Eddy murni atas pertimbangan pengembangan kariernya ke depan. Seperti diketahui, selepas pergi dari Garuda, Eddy akan bergabung dengan dengan Rajawali Grup, perusahaan milik konglomerat Peter Sondakh. "Beliau mendapatkan tawaran untuk bergabung dengan perusahaan Rajawali Group," terang Pujobroto.

Sekadar informasi, Eddy telah menjabat sebagai Direktur Keuangan Garuda sejak tahun 2007 lalu. Sebelum bergabung dengan Garuda, Eddy tercatat sebagai Chief Financial Officer PT General Motor Indonesia. Mulai tanggal 1 Agustus 2010, Eddy secara resmi tidak menjabat lagi sebagai Direktur Keuangan Garuda Indonesia. "Sekarang ini jabatan direktur keuangan dirangkap oleh direktur lain," tandas Mustafa.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement