REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Target pemerintah untuk meningkatkan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) pada 2010 sepertinya sulit tercapai. Hal ini tidak terlepas dari rendahnya penyaluran sampai dengan pertengahan tahun ini.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan, Erlangga Mantik, mengatakan perlu usaha ekstra bagi pemerintah untuk mencapai target penyaluran KUR sebesar Rp 13 triliun sampai dengan akhir tahun ini. Pasalnya sampai dengan Mei kemarin kredit yang tersampaikan ke masyarakat hanya Rp 3 triliun.
''Bulan Juni masih kita evaluasi, anggaplah Juni ini sekitar Rp 1 triliun maka satu semester kita baru Rp 4 triliun. Masih butuh Rp 9 triliun lagi, sedangkan waktu yang tersisa hanya tinggal satu semester,'' papar Erlangga ketika ditemui di kantornya, di Jakarta, Senin (12/7).
Sebetulnya secara umum angka ini masih inline dengan penyaluran kredit perbankan yang disampaikan oleh Bank Indonesia sebesar 18,7 persen dari target 20 sampai dengan 22 persen. Namun peningkatan target KUR yang hampir 100 persen dibanding tahun lalu membuat perbankan agak kesulitan. Apalagi jika melihat risiko non performing loan (NPL) atau kredit macet dari pinjaman yang diberikan.
Menurut Erlangga, sampai dengan Mei kredit macet yang terdata sudah mencapai 6 persen. Meningkat dibandingkan dengan awal Januari lalu yang hanya dikisaran 5,8 persen. ''Ya memang untuk NPL ada kecenderungan untuk peningkatan, itu wajar karena sebagian yang diberikan baru memulai usahanya,'' jelasnya.