Jumat 25 Jun 2010 02:51 WIB

Menteri ESDM: Sasaran BBM Bersubsidi Harus Tepat

Rep: Yasmina Hani/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Bahan Bakar Minyak (Illustrasi)
Foto: CORBIS
Bahan Bakar Minyak (Illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA--Untuk menerapakan pengurangan subsidi BBM, Kementrian ESDM masih merumuskan kebijakan yang tepat. Pasalnya, penggunaan subsidi BBM di dalam anggaran sudah sebesar 36,5 kilo liter dengan nilai sebesar hampir Rp 90 triliun.

"Kalau tidak kita atur dengan baik bisa meningkat sampai 40 juta kilo liter. Jumlah 36,5 kilo liter ekuivalen Rp 90 triliun, bila 40 kilo liter itu berapa," kata Menteri ESDM, Darwin Saleh, usai rapat dewan energi nasional di istana wakil presiden, Kamis (24/6). Karena itu, rencana kedepan yang ingin dilakukan pemerintah adalah memberikan subsidi BBM tepat sasaran.

BBM tepat sasaran yang dimaksud Darwin tersebut yakni pemberian subsidi yang sesuai antara kelayakan terhadap penggunanya. Dalam kalimat sederhana, menurut dia, sangat  tidak tepat jika mobil mewah dengan jenis tertentu menggunakan BBM bersubdisi.

Sebab BBM bersubsidi ini seharusnya dipergunakan untuk kendaraan umum dan motor. "Kendaraan yang dipakai rakyat jelata kita karena pendapatan mereka terbatas. Jadi inilah pengguna subsidi BBM yang kita inginkan," kata Darwin.

Dana untuk subsidi ini, katanya, jika jatuh ke tangan yang seharusnya tak mendapatkan subsidi membuat pemerintah kekurangan anggaran untuk infrastruktur yang lain. Jadi, hal itulah yang menjadi sasaran rancangan kebijakan pemerintah, yakni jangan sampai pembagian infrsturktur kekurangan anggarann dan subsidinya pun salah sasaran.

Ia pun menegaskan bahwa tidak ada rencana pemerintah untuk mencabut subsidi untuk sepeda motor, dalam waktu dekat. Hingga kini, tambah Darwin, timnya masih melakukan pengecekan program dengan hati-hati. "Demi merumuskan siapa golongan masyarakat yang tepat menggunakan subsidi BBM," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement