Sabtu 15 May 2010 01:06 WIB

Investasi Baru di Sektor Migas Capai 146 juta Dolar AS

Rep: Cepi Setiadi/ Red: Budi Raharjo
Ladang minyak
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Ladang minyak

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mengumumkan komitmen investasi baru ekplorasi di sektor migas mencapai 146 juta dolar AS. Direktorat Jenderal Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menyatakan nilai investasi baru itu merupakan hasil lelang penawaran langsung Wilayah Kerja (WK) Migas Tahap II tahun 2009 sebanyak 11 WK dan lelang reguler tahap II tahun 2009 sebanyak tiga WK.

Direktur Pembinaan Kegiatan Usaha Hulu Migas Ditjen Migas, Eddy Hermantoro, menyatakan dari 11 WK tersebut 12 perusahaan dinyatakan sebagai pemenang. Sedangkan untuk lelang tahap II Tahun 2009 sebanyak 3 (tiga) perusahaan dinyatakan sebagai pemenang untuk 3 (tiga) wilayah kerja dari total 12 (dua belas) wilayah kerja yang ditawarkan.

Menurut Eddy, perusahaan-perusahaan tersebut dinilai telah memenuhi kriteria untuk memenangkan lelang atau lelang penawaran langsung Wilayah Kerja Minyak dan Gas Bumi. Adapun kriteria penilaian yang digunakan mengacu kepada keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 35 Tahun 2008 dan Nomor36 Tahun 2008.

Edy mengungkapkan, peminat lelang reguler yang saat ini mulai diarahkan kepada WK daerah timur Indonesia kurang diminati investor. ''Dari 12 WK yang dilelang pada tahap II 2009, yang diminati hanya tiga WK, yaitu Cendrawasih Bay II yang dimenangkan konsorsium Repsol Exploracion SA-Niko Asia Ltd, kemudian Cendrawasih Bay III yang dimenangkan konsorsium Black Gold Ventures LLC-Repsol Exploracion SA, dan Cendrawasih Bay IV dimenangkan Black Gold Ventures LLC-Repsol Exploracion SA,'' paparnya di Jakarta, Jumat (14/5).

Menurut Eddy, daerah Indonesia Timur memang secara geologi berbeda dengan Indonesia bagian Barat, sehingga risikonya lebih berat. ''Oleh karena itu pemenang untuk Indonesia Timur kebanyakan perusahaan yang telah berpengalaman, seperti Repsol dan Black Gold,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement