Jumat 12 Dec 2025 15:05 WIB

Indonesia Masih Nego Tarif Trump, ESDM Tegaskan Komitmen Impor Migas dari AS

Pemerintah menegaskan komitmen kerja sama energi dengan AS.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung.
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) Yuliot Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tetap berkomitmen mengimpor minyak mentah (crude) dan bahan bakar minyak (BBM) dari Amerika Serikat (AS), sebagaimana kesepakatan perundingan tarif dagang antara Indonesia dan AS.

“Kami dari ESDM itu tetap. Apa yang sudah dikomitmenkan untuk kami impor dari AS,” ujar Wakil Menteri ESDM Yuliot Tanjung ketika ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Baca Juga

Pernyataan tersebut merespons isu bahwa perundingan tarif dagang antara Indonesia dan AS terancam batal. Yuliot menyampaikan bahwa kesepakatan tarif dagang antara Indonesia dan AS saat ini sedang dikoordinasikan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.

“Jadi nanti Kemenko Perekonomian akan ngajak duduk bersama seluruh kementerian/lembaga terkait, termasuk ESDM,” ucapnya.

Pemerintah Indonesia membantah isu perundingan tarif dagang antara Indonesia dan AS terancam batal. Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan negosiasi kedua negara masih terus berlanjut. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengharapkan Indonesia dapat merampungkan negosiasi tarif dengan Amerika Serikat (AS) pada akhir 2025.

Ia menyampaikan telah bertemu dengan Perwakilan Dagang AS Jamieson Greer pada Kamis (11/12) malam untuk membahas perihal tarif resiprokal.

Hasil pembicaraan dalam pertemuan dengan Greer disebut sudah disampaikan kepada Presiden RI Prabowo Subianto pada Jumat pagi.

Airlangga menekankan bahwa Presiden meminta negosiasi tarif dengan AS dapat diselesaikan pada akhir 2025, selagi tetap mengedepankan kepentingan bersama bagi kedua negara.

Dalam kesepakatan dengan AS, sejumlah komoditas Indonesia yang tidak diproduksi Negeri Paman Sam akan mendapatkan tarif 0 persen. Komoditas itu meliputi minyak sawit mentah (CPO), karet, teh, kopi, serta produk karet lainnya. Sementara itu, tarif untuk tekstil dan alas kaki masih dalam tahap pembahasan.

Sebagai bagian dari paket negosiasi, Indonesia juga menyampaikan komitmen untuk menambah impor dari AS guna menyeimbangkan neraca perdagangan kedua negara. Indonesia berkomitmen mengimpor energi dari AS senilai hingga 15 miliar dolar AS, sementara impor produk pertanian dari AS ditargetkan mencapai 4,5 miliar dolar AS.

Di sektor investasi, terdapat kesepakatan pembangunan fasilitas blue ammonia di AS dengan nilai mencapai 10 miliar dolar AS, serta investasi lainnya untuk proyek-proyek di Indonesia. Diberitakan sebelumnya, AS telah menurunkan tarif ke Indonesia menjadi 19 persen dari 32 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement