REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pemerintah bersama PT PLN (Persero) mempercepat pemulihan pasokan listrik di Sumatra pascabanjir. Hingga 11 Desember 2025, kondisi listrik Aceh tercatat baru 36 persen tersambung, Sumatra Utara 99,8 persen setelah longsor susulan, dan Sumatra Barat telah menyala penuh sejak 5 Desember 2025. Ketua Tim ESDM Siaga Bencana Rudy Sufahriadi menegaskan Aceh menjadi wilayah terdampak yang paling membutuhkan perhatian.
"Aceh merupakan wilayah terdampak yang masih memerlukan perhatian. Untuk mempercepat pemulihan di beberapa desa, PLN memerlukan dukungan pembukaan akses jalan yang masih terputus untuk transportasi material jaringan serta penyediaan BBM untuk operasional kendaraan. Genset PLN masih sangat terbatas di Aceh Tamiang dan Bener Meriah," ujar Rudy di Jakarta, Jumat (12/12/2025).
Sejumlah pekerjaan darurat transmisi di Aceh telah diselesaikan. Tower Emergency SUTT Bireun–Peusangan rampung 100 persen pada 7 Desember, SUTT Bireun–Arun selesai 100 persen pada 8 Desember, sementara SUTT Brandan–Langsa masih dikerjakan dengan progres 67 persen. Pembangunan tower ini menjadi kunci agar Banda Aceh tersambung dengan backbone Sumatra. Rudy menargetkan energize pada 14 Desember 2025.
Dukungan pasokan listrik darurat terus dimasifkan. PLTD 50 MW sedang dalam proses instalasi untuk meningkatkan keandalan pasokan di Banda Aceh, sementara PLTD Lueng Bata 10 MW sudah onsite dan ditargetkan commissioning pada 12 Desember 2025. Pemasangan pembangkit darurat ini berfungsi sebagai penopang sementara hingga jaringan permanen pulih.
Prioritas pemulihan juga menyasar layanan kesehatan. Beberapa rumah sakit di wilayah terdampak kini tersuplai listrik dari sistem 20 kV PLN tanpa bergantung genset, sehingga layanan medis kritis dapat berjalan lebih aman.
Di Sumatra Utara, kondisi listrik sempat pulih penuh sebelum longsor susulan mengganggu beberapa kabupaten. Rudy mencatat pemulihan mencapai 99,8 persen dengan beban 264,13 MW, sudah menyala 263,64 MW. Tim teknis terus memulihkan titik-titik terdampak longsor agar gangguan tidak meluas.
Sumatra Barat menjadi kabar baik dalam proses pemulihan. Sejak 5 Desember 2025, jaringan di provinsi itu telah menyala 100 persen dan operasi sistem berjalan normal. Keberhasilan Sumatra Barat dijadikan acuan untuk mempercepat pemulihan di provinsi lain dengan prioritas keselamatan dan akses logistik.
Rudy menegaskan tantangan lapangan cukup berat, meliputi akses terputus, keterbatasan BBM, dan cuaca yang menghambat mobilisasi material. Komitmen pemerintah dan PLN tetap konsisten untuk mempercepat pemulihan hingga pasokan listrik sepenuhnya kembali normal di seluruh wilayah terdampak. Pasokan listrik yang stabil diharapkan mendukung aktivitas masyarakat dan pemulihan ekonomi di Sumatra pascabanjir.