Jumat 12 Dec 2025 10:01 WIB

Kementerian PU: 13 Jembatan Putus di Aceh Jadi Prioritas Pemulihan Konektivitas

Sejumlah ruas jalan nasional di Aceh masih terputus.

Rep: M. Nursyamsyi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Foto udara Jembatan Beutong Ateuh Banggalang yang putus diterjang banjir bandang di jalan lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah di Desa Kuta Teugong, Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, Aceh, Ahad (30/11/2025).
Foto: ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas
Foto udara Jembatan Beutong Ateuh Banggalang yang putus diterjang banjir bandang di jalan lintas tengah Nagan Raya-Aceh Tengah di Desa Kuta Teugong, Beutong Ateuh Banggalang, Nagan Raya, Aceh, Ahad (30/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus mempercepat pemulihan konektivitas pascabencana banjir dan tanah longsor di Provinsi Aceh, dengan fokus utama pada jalur Lintas Tengah. Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan sebanyak 13 jembatan di sepanjang jalur tersebut mengalami kerusakan dan mengganggu mobilitas masyarakat serta distribusi logistik, khususnya pada jalur penghubung wilayah pegunungan Takengon.

"Kementerian PU terus berusaha agar akses ini kembali fungsional secepat mungkin. Jalan dan jembatan merupakan urat nadi pergerakan masyarakat dan distribusi logistik," ujar Dody dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (12/12/2025).

Baca Juga

Dody menjelaskan sejumlah ruas jalan nasional di Aceh masih terputus akibat banjir bandang dan longsor. Kondisi tersebut terjadi antara lain pada ruas Meureudu–Bireuen, Bireuen–Bener Meriah, serta koridor Gayo Lues–Aceh Tenggara. Seluruh lokasi terdampak telah mendapat penanganan melalui pengerahan alat berat, penimbunan oprit jembatan, pembersihan material longsor, hingga pemasangan jembatan Bailey secara bertahap.

Fokus pemulihan terbesar saat ini berada pada Jembatan Teupin Mane yang menjadi pintu masuk menuju Lintas Tengah. Proses erection jembatan Bailey telah dilakukan sejak 10 Desember dan ditargetkan dapat berfungsi pada 15 Desember 2025.

"Setelah jembatan darurat Teupin Mane tersambung, pemasangan Bailey pada jembatan-jembatan putus berikutnya akan dilanjutkan secara bertahap hingga seluruh akses menuju Bener Meriah dan Aceh Tengah kembali terbuka," ucap Dody.

Ia menambahkan, penanganan skala besar juga terus dilakukan di kawasan pegunungan seperti Blangkejeren–Aceh Tenggara dan Geumpang–Pameue–Takengon. Pengangkutan material Bailey, perbaikan oprit, serta pembersihan longsoran masih berlangsung intensif dengan target penyelesaian akhir Desember 2025.

"Pemulihan konektivitas Aceh menjadi prioritas agar mobilitas masyarakat, distribusi bantuan, dan aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan normal," sambung Dody.

Untuk dua koridor lainnya, yakni Lintas Barat dan Lintas Timur Aceh, Dody menyampaikan perkembangan penanganan juga menunjukkan kemajuan. Sejumlah ruas yang sebelumnya terputus kini telah kembali dapat dilewati, seperti Banda Aceh–Meureudu, Lhokseumawe–Langsa, Langsa–Kuala Simpang, hingga Kota Kutacane–perbatasan Sumatera Utara.

Pada ruas Simpang Uning–Uwaq–Blangkejeren, kendaraan roda dua sudah bisa melintas. Pembukaan jalur roda empat ditargetkan selesai pada 15 Desember 2025. Adapun dua jembatan yang putus di Lintas Timur sedang dikebut penanganannya dan ditargetkan selesai pada 14 Desember 2025.

"Sementara untuk Lintas Barat, seluruh jalur sudah fungsional dan kini memasuki fase pembersihan material banjir serta perbaikan minor," kata Dody.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement