Rabu 01 Oct 2025 14:30 WIB

Emas Perhiasan Alami Inflasi 25 Bulan Berturut-turut, Jadi Penyumbang Utama September 2025

BPS sebut inflasi emas perhiasan September 2025 tertinggi dalam lima bulan terakhir.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Pedagang mengambil logam mulia yang dipilih pembeli di salah satu toko perhiasan emas di Cikini, Jakarta, Jumat (12/9/2025). Menurut sejumlah pedagang setempat, meskipun harga emas saat ini tergolong tinggi, aktivitas jual beli logam mulia maupun emas perhiasan di kawasan tersebut masih lesu. Kondisi ini diperkirakan akibat menurunnya daya beli masyarakat. Beberapa pedagang emas, selain mengandalkan penjualan di toko fisik, kini mulai merambah ke platform marketplace. Menurut mereka, penjualan melalui marketplace cukup membantu, meskipun masih didominasi oleh pelanggan tetap. Sementara itu, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini tercatat mengalami koreksi sebesar Rp7.000, menjadi Rp2.088.000 per gram.
Foto: Republika/Prayogi
Pedagang mengambil logam mulia yang dipilih pembeli di salah satu toko perhiasan emas di Cikini, Jakarta, Jumat (12/9/2025). Menurut sejumlah pedagang setempat, meskipun harga emas saat ini tergolong tinggi, aktivitas jual beli logam mulia maupun emas perhiasan di kawasan tersebut masih lesu. Kondisi ini diperkirakan akibat menurunnya daya beli masyarakat. Beberapa pedagang emas, selain mengandalkan penjualan di toko fisik, kini mulai merambah ke platform marketplace. Menurut mereka, penjualan melalui marketplace cukup membantu, meskipun masih didominasi oleh pelanggan tetap. Sementara itu, harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini tercatat mengalami koreksi sebesar Rp7.000, menjadi Rp2.088.000 per gram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Deputi Bidang Statistik Produksi Badan Pusat Statistik (BPS), M. Habibullah, mengungkapkan bahwa komoditas emas perhiasan menjadi salah satu penyumbang utama inflasi Indonesia pada September 2025. Komoditas tersebut tercatat mengalami inflasi selama 25 bulan berturut-turut.

BPS mencatat Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,21 persen secara month to month (mtm) pada September 2025. Angka tersebut meningkat dibandingkan Agustus 2025 yang mengalami deflasi 0,08 persen (mtm).

Baca Juga

Penyumbang utama inflasi September 2025 secara mtm adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi 0,11 persen. Beberapa komoditas yang berkontribusi besar dalam kelompok ini antara lain cabai merah, daging ayam ras, dan cabai hijau.

“Kelompok kedua penyumbang utama inflasi September 2025 adalah perawatan pribadi dan jasa lainnya, dengan inflasi sebesar 1,24 persen dan andil inflasi 0,08 persen. Komoditas yang menyumbang terbesar dalam kelompok ini adalah emas perhiasan,” kata Habibullah dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (1/10/2025).

photo
Karyawan menunjukan hitungan harga emas perhiasan yang dilelang kepada nasabah usai melakukan transaksi di Kantor Pegadaian Cabang Salemba, Jakarta, Kamis (18/9/2025). - (Republika/Prayogi)

Pada September 2025, emas perhiasan mencatat inflasi 4,70 persen dengan andil inflasi 0,08 persen. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama pada 2024 ketika emas hanya mencatat inflasi 0,36 persen dengan andil 0,00 persen.

“Komoditas emas perhiasan telah mengalami inflasi 25 bulan berturut-turut sejak September 2023. Inflasi emas perhiasan pada September 2025 merupakan yang tertinggi dalam lima bulan terakhir,” jelasnya.

BPS juga mencatat sejumlah faktor yang memengaruhi pergerakan inflasi pada September 2025. Salah satunya adalah kenaikan harga emas di pasar internasional. Mengutip data World Bank, BPS menyatakan tren kenaikan harga emas global masih berlanjut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement