Rabu 24 Sep 2025 13:17 WIB

Bapanas Salurkan 52.400 Ton Jagung SPHP untuk Peternak dengan Harga Rp 5.500 per Kg

Program jagung murah SPHP resmi digulirkan untuk bantu peternak ayam mandiri.

Seorang peternak memberi pakan ayam petelur dengan jagung dan bekatul di Desa Talkandang, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (24/8/2022). Harga telur ayam di tingkat peternak naik dari Rp19 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram akibat harga pakan ayam naik.
Foto: ANTARA/Seno
Seorang peternak memberi pakan ayam petelur dengan jagung dan bekatul di Desa Talkandang, Situbondo, Jawa Timur, Rabu (24/8/2022). Harga telur ayam di tingkat peternak naik dari Rp19 ribu menjadi Rp28 ribu per kilogram akibat harga pakan ayam naik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan peternak ayam pedaging dan petelur mandiri dapat membeli jagung Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga Rp5.500 per kilogram mulai Rabu ini.

Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemerintah akan menyalurkan 52.400 ton jagung SPHP dengan jumlah anggaran yang disiapkan sebesar Rp78 miliar.

Baca Juga

"Hari ini sudah bisa dimulai stabilisasi pasokan dan harga pangan. Kalau biasanya beras, hari ini ada jagung. Jagung ini ready stock dan siap didistribusikan 52.400 ton," ujar Arief dalam peluncuran Penyaluran Jagung SPHP di Kantor Bapanas Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Arief menjelaskan penyaluran SPHP jagung bertujuan untuk menjaga harga jagung di tingkat petani dan harga di tingkat peternak.

Penyaluran jagung ini merupakan arahan dari Presiden Prabowo Subianto untuk melindungi petani jagung dan juga tidak memberatkan peternak dalam membeli pakan.

Jagung SPHP akan disalurkan kepada 2.109 peternak mandiri skala mikro kecil dan menengah, yang sudah diverifikasi bersama Kementerian Pertanian dan Bulog.

Skema ini diharapkan mampu menekan gejolak harga pakan yang berimbas pada harga daging ayam dan telur.

Para petani mandiri dapat langsung membeli jagung dengan harga Rp5.500 per kilogram melalui Perum Bulog. Penyaluran SPHP tersebut berlangsung pada September hingga awal Desember 2025.

"Sampai dengan awal Desember, karena kami punya mekanisme untuk review dan biasa mekanisme akhir tahun. Yang itu harus kita deliver pertanggung jawaban keuangannya," katanya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement