Senin 01 Sep 2025 10:44 WIB

IHSG Anjlok, Pasar Respons Aksi Demo dan Tunggu Data Inflasi

Pelemahan IHSG dipengaruhi oleh persepsi investor.

Rep: Eva Rianti/ Red: Ahmad Fikri Noor
Jurnalis melaporkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Foto: Republika/Prayogi
Jurnalis melaporkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Selasa (8/4/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak memerah pada pembukaan perdagangan Senin (1/9/2025) di level 7.600-an, usai terjadi gonjang ganjing aksi demonstrasi dan penjarahan beberapa hari terakhir. Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS justru menguat.

Mengutip IDX Mobile, pada awal perdagangan Senin (1/9/2025), IHSG dibuka di posisi 7.620,10. Atau mengalami pelemahan lebih dari 2 persen dari perdagangan sebelumnya yang ditutup di level 7.830,49. Sementara itu, mengutip Bloomberg, rupiah mengalami penguatan tipis sekitar 0,05 persen menuju level Rp 16.491 per dolar AS.

Baca Juga

Menanggapi memerahnya pergerakan IHSG, Direktur Utama BEI Iman Rachman berpandangan bahwa melemahnya IHSG dipengaruhi oleh persepsi investor.

“Kondisi saat ini kan ada dua hal, fundamental dan persepsi. Fundamentalnya berubah tidak? MSCI kita malah nambah emiten. Jadi artinya fundamental kita bagus, dan yang terjadi adalah persepsi investor asing,” ujar Iman.

Saat ditanya mengenai adanya kemungkinan investor melakukan hold trading, atau menahan saham dalam jangka waktu tertentu, Iman menyampaikan sejauh ini tidak ada.

“Belum, belum (hold trading),” ujar dia.

Selain aksi demo dan penjarahan, pasar pada hari ini akan menunggu sejumlah data ekonomi. Dari dalam negeri, Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis data inflasi periode Agustus 2025, yang diperkirakan akan melandai seiring melemahnya harga sejumlah bahan pokok dan bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi.

Konsensus memperkirakan Indeks Harga Konsumen (IHK) akan naik atau mengalami inflasi 0,09 persen month to month (mtm). Selain itu, juga akan terdapat rilis data Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia periode Agustus 2025.

Presiden RI Prabowo Subianto buka suara dalam rangka menyikapi situasi yang terjadi belakangan.

Presiden sudah menerima laporan dari para Ketua Umum (Ketum) Partai Politik (Parpol) yang sudah mengambil langkah tegas terhadap para Anggota DPR RI yang mungkin menyampaikan pernyataan-pernyataan keliru per Senin 1 September 2025.

Dari kawasan Asia, China mengumumkan pada Minggu (31/08), apabila Indeks Caixin China General Manufacturing PMI turun menjadi 49,5 pada Juli 2025, atau lebih rendah dibandingkan sebesar 50,4 pada Juni 2025 dan di bawah perkiraan 50,2.

Angka terbaru ini menandai kontraksi kedua dalam aktivitas manufaktur dalam tiga bulan terakhir, yang dipicu oleh penurunan lebih tajam pada pesanan ekspor baru di tengah ketidakpastian perdagangan global.

Dari Amerika Serikat (AS), laporan pasar tenaga kerja AS pada akhir pekan, akan memberikan gambaran penting tentang kesehatan ekonomi dan menguji keyakinan investor bahwa penurunan suku bunga akan segera terjadi.

Rilis data penggajian AS secara mengejutkan melemah pada bulan lalu, meningkatkan ekspektasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya di bulan September.

AS akan mengumumkan tiga data ketenagakerjaan penting pekan ini, diantaranya lowongan JOLTs untuk Juli, angka pengangguran Juli 2025 dan non-farm payroll Agustus 2025.

Data-data ini akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan suku bunga September ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement