Kamis 28 Aug 2025 15:31 WIB

Ekspor Indonesia Masih Punya Potensi Rp 2,3 Kuadriliun, Ini Kata Kadin

ITC nilai peluang ekspor Indonesia masih terbuka lebar di berbagai sektor.

Kadin Indonesia menyebut masih ada potensi ekspor produk domestik ke pasar global senilai 145 miliar dolar AS. (ilustrasi)
Foto: Republika/Thoudy Badai
Kadin Indonesia menyebut masih ada potensi ekspor produk domestik ke pasar global senilai 145 miliar dolar AS. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyebut masih ada potensi ekspor produk domestik ke pasar global senilai 145 miliar dolar AS atau setara Rp2.300 triliun (Rp2,3 kuadriliun, kurs Rp16.339) yang belum tergarap.

Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Pengembangan Ekspor Kadin, Juan Permata Adoe, menyampaikan berdasarkan perhitungan International Trade Centre (ITC), total potensi ekspor Indonesia mencapai 302 miliar dolar AS atau Rp4,9 kuadriliun. Dari jumlah tersebut, sekitar 145 miliar dolar AS masih belum dimanfaatkan.

Baca Juga

“Artinya, peluang masih terbuka lebar, mulai dari produk turunan kelapa sawit berkelanjutan, komponen otomotif, peralatan listrik, hingga produk gaya hidup,” kata Juan dalam keterangan di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Juan menambahkan, kinerja ekspor Indonesia menunjukkan tren positif. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor pada Mei 2025 mencapai 24,61 miliar dolar AS (Rp402 triliun) dan Juni sebesar 23,44 miliar dolar AS (Rp382 triliun).

Secara akumulatif, ekspor periode Januari–Mei 2025 menembus 111,98 miliar dolar AS (Rp1,8 kuadriliun), tumbuh hampir 7 persen dibanding periode sama tahun lalu. “Semester pertama 2025, ekspor diperkirakan mencapai 135,41 miliar dolar AS atau Rp 2,2 kuadriliun, mencerminkan permintaan yang tetap kuat dan aktivitas industri yang stabil,” ujarnya.

Ia menekankan, ekosistem ekspor Indonesia kini semakin sederhana dan terintegrasi. Melalui direktori InaExport, pembeli dapat mengakses informasi eksportir, sementara perizinan ekspor dapat dilakukan secara daring lewat INATRADE yang terhubung dengan Indonesia National Single Window dan Online Single Submission (OSS) Risk Based Approach.

photo
Suasana bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta. - (Republika/Prayogi)

Sertifikat asal barang (Surat Keterangan Asal/SKA), menurut Juan, juga bisa diterbitkan secara elektronik (e-SKA), sehingga mempercepat proses ekspor. Selain itu, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia turut memberikan fasilitas pembiayaan dan penjaminan.

Dari sisi kebijakan, ia menambahkan, National Logistics Ecosystem dan Peraturan Pemerintah Nomor 28/2025 menjadi landasan untuk memperjelas kategori risiko, menetapkan standar pelayanan, dan memperkuat pengawasan.

“Indonesia juga semakin luas aksesnya ke pasar global. Kita sudah menjadi bagian dari RCEP (Regional Comprehensive Economic Partnership), Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) Indonesia-Korea, dan CEPA Indonesia-Uni Emirat Arab. Bahkan, kesepakatan politik juga sudah dicapai untuk CEPA Indonesia-Uni Eropa,” tutur Juan.

Juan menegaskan seluruh langkah tersebut diarahkan untuk menyelaraskan kapasitas Indonesia dengan permintaan global.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement