Kamis 28 Aug 2025 10:46 WIB

BTN Catat Laba Rp1,7 Triliun Semester I 2025, Tumbuh 13,6 Persen

BTN sukses naikkan laba lewat lonjakan pendapatan bunga kredit.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih Rp1,7 triliun pada semester I 2025. (iustrasi)
Foto: Dok Republika
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih Rp1,7 triliun pada semester I 2025. (iustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) membukukan laba bersih Rp1,7 triliun pada semester I 2025. Angka itu tumbuh 13,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp1,5 triliun. Pertumbuhan laba ditopang pendapatan bunga kredit yang naik 23,5 persen year on year (yoy) menjadi Rp18,50 triliun.

Kenaikan ini jauh di atas biaya bunga yang hanya tumbuh 2,3 persen. Alhasil, pendapatan bunga bersih melonjak 55,1 persen yoy menjadi Rp9,34 triliun. Dengan strategi paruh pertama 2025, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) naik 139 basis poin menjadi 4,4 persen. Cost to income ratio (CIR) juga membaik ke 43,8 persen dari 58,8 persen.

Baca Juga

“Di tengah berbagai tantangan makroekonomi dan persaingan ketat di industri perbankan, BTN berhasil mencatatkan profitabilitas yang membaik berkat strategi yang dijalankan secara konsisten dan fungsi intermediasi yang terus mendorong perekonomian rakyat, terutama dari sektor perumahan,” kata Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

Dana pihak ketiga (DPK) BTN tumbuh 11,2 persen yoy menjadi Rp 406,38 triliun. Pertumbuhan ini melampaui rata-rata industri perbankan sebesar 6,6 persen yoy. Nixon menyebut, laju DPK ditopang penguatan dana murah (CASA) dari segmen ritel dan institusi, seiring akuisisi pengguna baru aplikasi Bale by BTN.

Jumlah pengguna aplikasi tersebut mencapai 2,7 juta hingga akhir Juni 2025, naik 68,8 persen yoy. Transaksi menembus 931,5 juta dengan nilai Rp43,1 triliun. “Lonjakan pengguna Bale by BTN merefleksikan kepercayaan dan kenyamanan masyarakat terhadap super app yang kami rancang untuk melayani ekosistem perumahan dan gaya hidup dinamis masa kini. Kami berkomitmen meningkatkan user experience serta menambah fitur yang lebih beragam agar mampu menjawab kebutuhan nasabah,” ujar Nixon.

Dari sisi intermediasi, kredit dan pembiayaan tumbuh 6,8 persen yoy menjadi Rp376,11 triliun. Sektor perumahan menyumbang Rp317,77 triliun, naik 6,2 persen yoy. Kredit Pemilikan Rumah (KPR) subsidi meningkat 6,5 persen menjadi Rp182,17 triliun, sedangkan KPR nonsubsidi tumbuh 8,8 persen menjadi Rp110,72 triliun.

“BTN berkomitmen terus mendukung program pembangunan perumahan nasional dengan menyediakan akses pembiayaan kepemilikan rumah, termasuk bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Kami secara proaktif berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan sektor perumahan untuk mempercepat penyediaan hunian layak dan terjangkau, termasuk melalui kerja sama dengan investor dalam dan luar negeri,” tutur Nixon.

Total aset BTN per akhir Juni 2025 tercatat Rp 484,96 triliun, tumbuh 6,4 persen yoy.

Sementara itu, Unit Usaha Syariah (UUS) BTN mencatat pertumbuhan aset 18 persen yoy menjadi Rp65,56 triliun. Penyaluran pembiayaan naik 17 persen yoy menjadi Rp48,46 triliun. DPK BTN Syariah juga meningkat 19,8 persen yoy menjadi Rp55,23 triliun.

Adapun laba bersih BTN Syariah tercatat Rp401 miliar, tumbuh 8,3 persen yoy. “BTN Syariah telah memasuki era baru seiring proses akhir spin-off yang ditandai dengan perubahan nama menjadi Bank Syariah Nasional (BSN) melalui penggabungan dengan Bank Victoria Syariah sebagai perusahaan cangkang. Aksi korporasi ini menjadi milestone bagi industri perbankan syariah Indonesia, berkat dukungan pemegang saham, regulator, dan masyarakat luas,” kata Nixon.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement