Kamis 28 Aug 2025 09:58 WIB

BTN Raup Rp 43,1 Triliun dari 931 Juta Transaksi Bale by BTN

Pertumbuhan transaksi digital bantu BTN naikkan laba bersih dan efisiensi.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Gita Amanda
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat lonjakan signifikan pada layanan digital melalui aplikasi Bale by BTN. (ilustrasi)
Foto: dok BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat lonjakan signifikan pada layanan digital melalui aplikasi Bale by BTN. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat lonjakan signifikan pada layanan digital melalui aplikasi Bale by BTN. Sepanjang semester I 2025, jumlah transaksi mencapai 931,5 juta dengan nilai Rp 43,1 triliun. Jumlah pengguna naik 68,8 persen year on year (yoy) menjadi 2,7 juta, dari 1,6 juta pada periode yang sama tahun lalu.

Kinerja digital ini ikut menopang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang naik 11,2 persen yoy menjadi Rp 406,38 triliun per Juni 2025. Pertumbuhan tersebut jauh melampaui industri perbankan yang hanya mencatat 6,6 persen yoy.

Baca Juga

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, menegaskan strategi digital menjadi pilar penting dalam penguatan pendanaan, terutama dana murah dari segmen ritel dan institusi. “Lonjakan pengguna Bale by BTN merefleksikan kepercayaan dan kenyamanan masyarakat terhadap super app yang kami desain untuk melayani ekosistem perumahan dan gaya hidup dinamis masa kini. Kami berkomitmen terus meningkatkan user experience serta menghadirkan fitur yang lebih beragam dengan proposisi menarik agar semakin mampu menjawab kebutuhan nasabah,” ujar Nixon di Jakarta, Kamis (28/8/2025).

BTN juga menegaskan komitmennya menjaga prinsip keberlanjutan dalam pertumbuhan bisnis. Strategi efisiensi dan digitalisasi dinilai mampu menekan biaya operasional sekaligus memperkuat prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG). Hal ini tercermin dari perbaikan cost to income ratio (CIR) ke level 43,8 persen dari 58,8 persen pada periode yang sama tahun lalu.

BTN membukukan laba bersih Rp 1,7 triliun pada semester I 2025. Angka itu tumbuh 13,6 persen dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 1,5 triliun. Pertumbuhan laba didorong pendapatan bunga kredit yang naik 23,5 persen yoy menjadi Rp 18,50 triliun.

Kenaikan ini jauh di atas biaya bunga yang hanya tumbuh 2,3 persen. Alhasil, pendapatan bunga bersih melompat 55,1 persen yoy menjadi Rp 9,34 triliun. Dengan strategi paruh pertama 2025, margin bunga bersih (net interest margin/NIM) naik 139 basis poin menjadi 4,4 persen. Cost to income ratio (CIR) juga membaik ke 43,8 persen dari 58,8 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement