Rabu 27 Aug 2025 07:58 WIB

Stok Pupuk Nasional 2025 Terjaga, Swasembada Pangan Jadi Fokus Utama Kementan

Alokasi 9,55 juta ton pupuk disiapkan untuk 14,9 juta petani di seluruh Indonesia.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Petani menabur pupuk urea ke arah tanaman padi miliknya di area pertanian Desa Serut, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (18/5/2025). Alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah pertanian di  Jawa Timur tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, yakni dari 1,9 juta ton menjadi 1,8 juta ton, imbas serapan tahun 2024 yang tidak mencapai 100 persen.
Foto: ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko
Petani menabur pupuk urea ke arah tanaman padi miliknya di area pertanian Desa Serut, Tulungagung, Jawa Timur, Ahad (18/5/2025). Alokasi pupuk bersubsidi untuk wilayah pertanian di Jawa Timur tahun 2025 mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya, yakni dari 1,9 juta ton menjadi 1,8 juta ton, imbas serapan tahun 2024 yang tidak mencapai 100 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersama PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menegaskan komitmen menjaga ketersediaan pupuk nasional. Hal ini menjadi salah satu fondasi utama dalam mewujudkan target swasembada pangan.

Direktur Utama Pupuk Kaltim, Gusrizal, menyampaikan hingga semester I 2025, realisasi produksi Pupuk Kaltim mencapai 3,5 juta ton atau 54,5 persen dari target tahunan sebesar 6,43 juta ton. Produksi tersebut terdiri atas 1,86 juta ton urea, 149 ribu ton NPK, dan 1,49 juta ton amonia.

Baca Juga

Distribusi pupuk bersubsidi juga berjalan baik, dengan realisasi 500 ribu ton yang disalurkan ke wilayah Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Pihaknya optimistis target produksi tahun ini tercapai. “Hal itu merupakan wujud nyata kontribusi Pupuk Kaltim dalam mendukung swasembada pangan nasional,” kata Gusrizal dalam sebuah diskusi yang diselenggarakan Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) di Jakarta, Selasa (26/8/2025) petang WIB.

Kapoksi Pupuk Bersubsidi Ditjen PSP Kementan, Sri Pujiati, SP, MAP, menegaskan stok pupuk bersubsidi tahun 2025 dalam kategori aman, dengan alokasi 9,55 juta ton senilai Rp44 triliun bagi 14,9 juta petani penerima. Hingga 25 Agustus 2025, realisasi penyaluran mencapai 4,8 juta ton atau sekitar 59 persen dari total alokasi.

“Kalau ada isu kelangkaan pupuk, itu tidak benar. Stok tersedia, hanya distribusi yang memang dilakukan bertahap. Sistem e-RDKK juga terus diperbaiki agar penyaluran lebih transparan dan tepat sasaran,” jelas Sri.

photo
Stok pupuk bersubsidi di gudang Petrokimia Gresik. - (Dok Republika)

Wakil Sekretaris Jenderal Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA), Zulharman Djusman, menyampaikan sejumlah tantangan di lapangan. Mulai dari rantai birokrasi penyaluran pupuk, keterbatasan penyuluh, hingga akses digital di pedesaan.

“Sosialisasi e-RDKK harus terus diperkuat. Banyak petani yang kesulitan karena keterbatasan teknologi dan infrastruktur,” ujarnya.

Ketua Kelompok Substansi Padi Irigasi dan Rawa Direktorat Serealia, Mochamad Nurhidayat, SP, MP, menegaskan peningkatan produksi pangan nasional juga ditempuh melalui berbagai strategi. Antara lain perluasan areal tanam, optimalisasi lahan, penggunaan benih unggul, mekanisasi, serta pemanfaatan pupuk organik.

Dengan sinergi pemerintah, BUMN, dan petani, seluruh pihak optimistis cita-cita swasembada pangan dapat terwujud.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement