Ahad 24 Aug 2025 04:36 WIB

Pintu Pimpin Adopsi Crypto di Indonesia, Ungkap Capaian di Coinfest Asia 2025

Regulasi maju dan performa positif jadi sorotan utama diskusi panel.

Aplikasi investasi kripto Pintu.
Foto: istimewa
Aplikasi investasi kripto Pintu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Pintu Kemana Saja (PINTU), aplikasi crypto all-in-one pertama di Indonesia, kembali berpartisipasi dalam ajang tahunan komunitas crypto terbesar di Asia, Coinfest Asia 2025. Pada gelaran tahun ini, PINTU menghadirkan berbagai rangkaian kegiatan.

Kegiatan itu seperti menampilkan Crypto Museum pertama di Indonesia bertema cyberpunk yang menceritakan sejarah dan perjalanan industri crypto. Selain itu, ada Pintu Futures Live Trading Competition berhadiah total 5.000 dolar AS, media gathering bertema “Embracing the Full Moon: Mass Adoption of Crypto and Innovations in Indonesia”.

Baca Juga

Chief Marketing Officer (CMO) PINTU, Timothius Martin, berdiskusi tentang peta adopsi crypto secara global dan kondisi pasar dalam negeri bersama dua panelis, yaitu Co-Founder & CEO IDRX Nathanael Christian dan Female Web3 Developer Febi Mettasari.

CMO PINTU, Timothius Martin mengatakan posisi Indonesia di peta crypto global dari sisi regulasi sangat maju dan bahkan bisa menjadi yang terbaik di Asia, serta berpotensi menjadi role model global. "Adanya bursa kripto CFX, lembaga kustodian, dan kliring meningkatkan keamanan bagi pengguna crypto Indonesia," ujarnya.

Di tengah peta adopsi crypto global dan kondisi pasar Indonesia yang kondusif, PINTU juga mencatat performa positif. Per Juli 2025, aplikasi PINTU telah diunduh lebih dari 10 juta kali. Bahkan Monthly Trade User (MTU) di bulan yang sama mencatatkan periode tertinggi sejak 2021. Produk Pintu Futures untuk perdagangan derivatif crypto juga menembus rekor dengan kenaikan bulanan lebih dari 170 persen. 

Co-Founder & CEO IDRX, Nathanael Christian, menyoroti potensi stablecoin di Indonesia. Ia menyampaikan visi ke depan IDRX. “Kami sangat berharap ketergantungan negara kita terhadap dolar AS dapat menurun. Lebih dari 99 persen investor crypto menggunakan dolar AS yang didukung stablecoin. Tanpa sadar, rupiah kita tersimpan di US Treasury di AS. Sama saja rupiah keluar dari Indonesia. Kita harus segera menyikapi ini bersama regulator dan pelaku usaha seperti PINTU, agar ke depan aktivitas crypto di Indonesia bisa lebih banyak menggunakan rupiah. Ini bukan sekadar kegunaan, tapi soal kedaulatan rupiah," ujarnya.

Kegiatan PINTU di Coinfest Asia 2025 dihadiri hampir 1.000 pengunjung. Turut hadir pelaku pasar dari lembaga Self-Regulatory Organization (SRO) CFX, KKI, dan ICC, serta perusahaan Aset Keuangan Digital (PAKD) seperti Indodax, Reku, Floq, Mobee, Upbit, dan Koinsayang yang memiliki komitmen bersama menjaga dan memajukan ekosistem crypto di Indonesia. Para pengunjung juga disuguhi berbagai aktivasi interaktif, mulai dari boxing arcade, seni digital, hingga musik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement