Jumat 05 Dec 2025 09:54 WIB

Bahlil Soroti Tambang Serampangan sebagai Pemicu Bencana

Penertiban tambang jadi prioritas di tengah ratusan korban jiwa akibat bencana.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri ESDM Bahlil L, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh serta Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) meninjau langsung proses penertiban kegiatan usaha pertambangan di Dusun Nadi, Desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (19/11/2025). Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas maraknya aktivitas tambang timah ilegal yang berada di dalam kawasan hutan.
Foto: Dok Puspen TNI
Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mendampingi Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin bersama Menteri ESDM Bahlil L, Jaksa Agung ST Burhanuddin, Kepala BPKP Muhammad Yusuf Ateh serta Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) meninjau langsung proses penertiban kegiatan usaha pertambangan di Dusun Nadi, Desa Lubuk Lingkuk, Kecamatan Lubuk Besar, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung, Rabu (19/11/2025). Kunjungan ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas maraknya aktivitas tambang timah ilegal yang berada di dalam kawasan hutan.

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyoroti keras dugaan aktivitas pertambangan serampangan sebagai pemicu bencana banjir bandang di Kecamatan Pelembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia menilai praktik tambang yang merusak lingkungan berpotensi memperparah kerusakan infrastruktur, permukiman warga, hingga jatuhnya korban jiwa.

Bahlil menegaskan komitmen kementeriannya untuk menghentikan seluruh aktivitas pertambangan yang tidak tertib di wilayah rawan. Menurut dia, pertambangan harus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Setiap praktik yang justru memicu bencana perlu dihentikan melalui penertiban dan penegakan hukum.

Baca Juga

“Ini menyedihkan. Saya pastikan akan menindak tegas para penambang yang bekerja serampangan tidak sesuai ketentuan,” kata Menteri ESDM dalam peninjauan lapangan, dikutip Jumat (5/12/2025).

Instruksi cepat diberikan Bahlil kepada Tim ESDM Siaga Bencana agar bergerak menuju lokasi terdampak. Tim bergerak bersama alat berat untuk membersihkan material banjir serta mengevakuasi warga. Di lokasi-lokasi paling terdampak, posko-posko darurat segera diaktifkan sebagai pusat komando mobilisasi bantuan dan sumber daya.

Bencana hidrometeorologi ini melanda lima kabupaten di tiga provinsi, yakni Humbang Hasundutan, Agam, Mandailing Natal, Gayo Lues, dan Aceh Tenggara. Kawasan tersebut porak poranda dan mencatatkan ratusan korban jiwa serta ribuan pengungsi. Kerusakan terjadi pada badan jalan, jembatan, jaringan listrik, dan fasilitas publik lainnya.

Badan Geologi Kementerian ESDM menyampaikan analisis awal mengenai pemicu bencana. Curah hujan tinggi hingga ekstrem mempercepat pelemahan area lereng yang memiliki geomorfologi curam serta litologi lapuk. Dengan kondisi itu, risiko longsor maupun banjir bandang meningkat dalam waktu singkat.

“Peningkatan kapasitas masyarakat desa rawan bencana melalui identifikasi tanda awal longsor dan jalur evakuasi menjadi fondasi pencegahan. Pengendalian tata guna lahan pada lereng curam serta perbaikan drainase merupakan langkah struktural penting,” ujar Plt Kepala Badan Geologi Lana Saria.

Untuk memastikan penyebab kerusakan, Badan Geologi mengerahkan Tim Tanggap Darurat Gerakan Tanah dan Banjir Bandang. Tim PVMBG–BPPTKG diberangkatkan secara bertahap untuk menginventarisasi kondisi geologi, memeriksa lokasi potensial longsor, serta mengumpulkan data penyelidikan awal di wilayah terdampak.

Pada saat bersamaan, Bahlil meminta PT PLN (Persero) mempercepat pemulihan jaringan listrik yang terdampak hembasan banjir bandang. Ia menekankan perlunya percepatan perbaikan agar masyarakat kembali mendapatkan penerangan untuk mendukung pemulihan kegiatan sehari-hari.

“Tolong dipikirkan sekolah anak-anak jangan sampai berhenti terlalu lama,” kata Bahlil saat meminta pemerintah daerah memperhatikan sektor pendidikan warga terdampak. Ia mendorong pemenuhan perlengkapan sekolah dan percepatan perbaikan bangunan yang rusak.

Penanganan darurat terus berlangsung, namun Bahlil mengingatkan pentingnya mitigasi jangka panjang. Ia menolak kejadian serupa terulang dan menekankan perlunya penataan aktivitas pertambangan di wilayah rawan. Bahlil menyebut 770 korban jiwa akibat bencana terbaru sebagai pengingat pahit untuk melakukan perbaikan menyeluruh. Ia menilai keselamatan warga harus menjadi prioritas dalam penyusunan langkah kebijakan ke depan.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ESG Now (@esg.now)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement