Jumat 08 Aug 2025 15:52 WIB

Kementerian ESDM Targetkan Merauke Produksi Bioetanol pada 2027

Kementerian ESDM fokus membahas percepatan pembangunan pabrik bioetanol.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.
Foto: pln
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan Kabupaten Merauke, Papua Selatan, mulai memproduksi bioetanol pada 2027 sebagai bagian dari realisasi salah satu proyek utama pengembangan food estate.

“Kami harapkan tahun 2027 sudah ada produksi bioetanol di Merauke, Papua Selatan,” ujar Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (8/8/2025).

Baca Juga

Untuk mencapai target tersebut, Yuliot menyampaikan bahwa pekan ini Kementerian ESDM fokus membahas percepatan pembangunan pabrik bioetanol guna memenuhi kebutuhan bahan bakar di dalam negeri.

“Ini yang sedang kami konsolidasikan,” katanya.

Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan, merupakan salah satu kawasan food estate yang menjadi fokus pemerintah. Pengembangan food estate di Merauke mencakup tiga proyek utama yakni pengembangan perkebunan tebu dan bioetanol seluas 500 ribu hektare. Kemudian, optimalisasi lahan (oplah) dari 40 ribu hektare menjadi 100 ribu hektare serta pencetakan sawah baru seluas satu juta hektare, yang dikelola Kementerian Pertahanan dan Kementerian Pertanian.

Menteri ESDM sekaligus Ketua Harian Dewan Energi Nasional (DEN), Bahlil Lahadalia, saat memimpin Sidang Anggota Kedua dan Ketiga DEN Tahun 2025, menyampaikan pihaknya akan mendorong perkebunan tebu di Merauke menghasilkan etanol dan metanol.

Etanol dari perkebunan tebu tersebut akan diolah menjadi bioetanol, mereplikasi keberhasilan Brasil dalam memanfaatkan tebu sebagai sumber energi baru dan terbarukan, sekaligus mendukung transisi energi nasional.

“Mereka (Brasil) pakai tebu, bensinnya itu. Mereka menuju 100 persen bisa pakai itu. Kita ini kan impor etanol dan metanol setiap tahun. Jadi mungkin yang di Merauke ini perlu kita push agar tebunya dikonversi ke etanol dan metanol saja,” kata Bahlil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement