Selasa 01 Jul 2025 17:39 WIB

Gabah dan Cabai Dongkrak Nilai Tukar Petani

Subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP tertinggi.

Rep: Eva Rianti/ Red: Satria K Yudha
Petani membersihkan gulma di ladang bawang merah yang ditanam secara tumpang sari dengan cabai rawit daerah di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (9/5/2024).
Foto: Edi Yusuf/Republika
Petani membersihkan gulma di ladang bawang merah yang ditanam secara tumpang sari dengan cabai rawit daerah di Cimenyan, Kabupaten Bandung, Kamis (9/5/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Nilai Tukar Petani (NTP) nasional pada Juni 2025 tercatat sebesar 121,72, atau naik 0,47 persen dibandingkan NTP bulan sebelumnya yang berada di level 121,15. Kenaikan ini menunjukkan adanya peningkatan kesejahteraan petani secara umum, terutama karena harga komoditas pertanian yang diterima petani mengalami peningkatan lebih tinggi dibandingkan pengeluaran mereka.

Menurut BPS, NTP adalah salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP diperoleh dari perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dan dikalikan 100.

Baca Juga

NTP yang berada di atas angka 100 menunjukkan bahwa petani mengalami surplus, artinya pendapatan dari hasil pertanian lebih besar dari pengeluaran konsumsi rumah tangga maupun biaya usaha tani. Sebaliknya, jika NTP di bawah 100, petani berada dalam kondisi defisit.

“NTP meningkat karena indeks harga yang diterima petani naik sebesar 0,70 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani hanya naik 0,23 persen,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini dalam konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di kantor BPS, Jakarta, Selasa (1/7/2025).

Berdasarkan data BPS, indeks It pada Juni mencapai 150,88, naik dari bulan Mei yang sebesar 149,84. Sementara indeks Ib tercatat 123,96, naik tipis dari bulan sebelumnya 123,68.

Pudji menjelaskan bahwa komoditas yang paling berpengaruh terhadap peningkatan indeks harga yang diterima petani adalah gabah, cabai rawit, bawang merah, dan tomat. Sementara itu, peningkatan indeks harga yang dibayar petani dipicu oleh naiknya harga beras, bawang merah, kacang panjang, dan tomat sayur.

Secara sektoral, subsektor hortikultura mengalami peningkatan NTP tertinggi yakni sebesar 4,34 persen, disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang diterima sebesar 4,62 persen, jauh lebih tinggi dibanding indeks harga yang dibayar yang hanya naik 0,27 persen.

Subsektor lainnya yang mencatat peningkatan adalah tanaman pangan sebesar 1,49 persen, serta nelayan sebesar 0,13 persen. Sementara itu, beberapa subsektor justru mengalami penurunan NTP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement