Selasa 24 Jun 2025 23:22 WIB

Wapres Apresiasi Ekosistem Petani Rakyat Berkelanjutan di Bondowoso

JCE hasilkan kopi arabika greenbeans hingga 825 ton yang sebagian besar diekspor.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya ke kawasan perkebunan kopi Ijen di Bondowoso yang dikelola PTPN dan Perhutani, pada Selasa (24/06/2025).
Foto: .
Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya ke kawasan perkebunan kopi Ijen di Bondowoso yang dikelola PTPN dan Perhutani, pada Selasa (24/06/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan kunjungan kerjanya ke kawasan perkebunan kopi Ijen di Bondowoso yang dikelola PTPN dan Perhutani, pada Selasa (24/06/2025). Kunjungan ini merupakan bagian dari implementasi Asta Cita Prabowo-Gibran, terutama dalam memperkuat UMKM dan meningkatkan daya saing produk lokal di pasar global.

Selain itu, kegiatan ini juga menegaskan dukungan pemerintah pusat terhadap pengembangan sektor perkebunan, khususnya kopi sebagai salah satu komoditas utama Indonesia di pasar internasional. Dalam kegiatan bertajuk “Panen Raya Bersama Masyarakat Petani Kopi Ijen”, Wapres melakukan panen dan sortasi kopi secara langsung, hingga berdialog dengan petani kopi.

Dalam kegiatan itu, Wapres juga menyerahkan bantuan sembako dan hewan ternak kambing yang disalurkan oleh PTPN. Kawasan Pegunungan Ijen adalah salah satu wilayah penghasil kopi unggulan di Indonesia dengan hamparan sekitar 15.600 hektare.

Perkebunan kopi di Pegunungan Ijen terdiri dari kombinasi lahan yang dikelola oleh PTPN (4.986 hektare) dan lahan Perhutani yang dikelola oleh petani rakyat (10.666 hektare). Kawasan ini menjadi model kolaborasi antara negara dan masyarakat yang ideal dalam pengembangan komoditas perkebunan kopi.

Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Denaldy Mulino Mauna, menyampaikan PTPN dan Perhutani aktif melakukan pendampingan kepada petani kopi di wilayah ini melalui program PMO Kopi dan Kakao Nusantara Kementerian. “Pendampingan petani dilakukan secara komprehensif, bekerja sama dengan berbagai stakeholders terutama BUMN yang beririsan dengan bisnis perkebunan, seperti Pupuk Indonesia untuk penyediaan akses pupuk nonsubsidi dan Himbara untuk akses pembiayaan,” jelas Denaldy.

“Kami juga memiliki Pusat Penelitian Kopi dan Kakao di Jember yang menjadi research center yang mendukung pendampingan kepada petani kopi di seluruh Indonesia,” tambahnya.

Lebih lanjut, PTPN juga mengelola kebun kopi di Kawasan Pegunungan Ijen yang dikenal sebagai Java Coffee Estate (JCE). Operasional JCE dukungan berbagai program strategis, seperti replanting, sertifikasi keberlanjutan, penerapan konsep traceability, serta adaptasi terhadap regulasi global.

Disampaikan oleh Jatmiko Krisna Santosa, Direktur Utama PTPN IV yang merupakan Sub Holding PTPN III (Persero), sejak PTPN IV mengelola kerja sama operasi pengelolaan JCE bersama PTPN I tahun 2022 lalu, progress kinerja produksi dan pemasaran kopi Jawa menunjukkan hasil menggembirakan. Tahun 2024 lalu, JCE mampu menghasilkan kopi arabika greenbeans hingga 825 ton yang sebagian besar diekspor ke mancanegara seperti Jerman, Belgia, Amerika Serikat, Inggris, Arab Saudi, dan Norwegia.

“Melihat tren positif sepanjang 2024, kami yakin ekspor specialty coffee arabika dari JCE yang dikenal sebagai Java Coffee akan terus tumbuh. Dan juga yang terpenting, JCE dapat menjadi role model bagi budi daya kopi petani yang ada di dalam ekosistem PMO,” ungkap Jatmiko.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement