Sabtu 30 Mar 2024 17:10 WIB

Kemenkop Dorong Koperasi Produsen Kopi Masuk PMO Kopi Nusantara BUMN

Itu guna meningkatkan kuantitas dan kualitas biji kopi dalam negeri. 

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Fuji Pratiwi
Petani memanen kopi Robusta petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen kopi Robusta petik merah di Desa Kali Banger, Gemawang, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (20/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop) mendorong berbagai koperasi produsen kopi masuk ke dalam program Project Management Office (PMO) Kopi Nusantara yang sudah diluncurkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Itu guna meningkatkan kuantitas dan kualitas biji kopi dalam negeri. 

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim menilai, langkah tersebut sebagai tindak lanjut dari pertemuan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki dengan Ketua Manajemen Pusat PMO Kopi Nusantara. Dia menjelaskan, PMO Kopi Nusantara terdiri dari unsur perusahaan pelat merah dan swasta nasional, asosiasi, serta lembaga penelitian dan pengembangan atau research and development (R&D).

Baca Juga

Apalagi, kata dia, Kemenkop memiliki program yang seiring dan sejalan, yakni program Korporatisasi Petani. Pada program itu, para petani berlahan sempit dikelompokkan ke dalam wadah koperasi agar bisa masuk skala ekonomi.

"Untuk itu, skema PMO bisa diterapkan pada koperasi, termasuk petani kopi. Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah di Subang ini saya yakin bisa masuk ke dalam skema PMO," kata Arif.

Arif meyakini dengan skema PMO bakal mampu meningkatkan produktivitas petani kopi melalui Korporatisasi Petani. Saat ini, lanjut dia, terdapat beberapa tantangan dalam sistem rantai pasok (supply chain) kopi di dunia. Di antaranya, hambatan tarif, ketatnya persaingan dan persyaratan untuk masuk ke pasar global, serta beberapa persyaratan sertifikasi berkelanjutan.

"Namun kami optimistis, melalui sinergi dan kerja sama seluruh pihak dalam payung PMO Kopi Nusantara, Indonesia mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas biji kopi," kata dia.

Keyakinan Arif bukan tanpa alasan, sebab PMO Kopi Nusantara mengembangkan berbagai program pendampingan dan mendorong terciptanya ekosistem bisnis yang berkelanjutan. Dengan target, peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani kopi di Tanah Air.

Bagi PMO, pendampingan kepada petani, menjadi langkah mutlak untuk meningkatkan kapasitas produksi kopi, karena 96,1 persen lahan kopi, merupakan lahan milik petani rakyat. PMO Kopi Nusantara pun menerapkan strategi holistik, dalam proses pendampingan kepada petani. Mulai dari aspek pengolahan budidaya tanaman berkelanjutan, informasi dan pendampingan budidaya pertanian, digital farming dan mekanisasi pertanian, akses permodalan dan perlindungan risiko pertanian, pengembangan sosial masyarakat petani dan bisnis inklusif, serta kemitraan pertanian pasar (Farm to Market Partnership).

Saat ini, PMO Kopi Nusantara sudah memiliki 9 pilot projects di enam wilayah yang tersebar di seluruh Indonesia. Total lahan yang difasilitasi hingga saat ini lebih dari 6.500 hektare yang dikelola oleh 2.500 petani. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement