Rabu 25 Jun 2025 15:35 WIB

Indonesia Tegaskan Komitmen Kota Berkelanjutan di Forum BRICS ke-4

Pemerintah targetkan 70 persen penduduk tinggal di kota pada 2045.

Rep: Eva Rianti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Foto: dok Republika
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun kota yang inklusif dan berkelanjutan pada Forum Urbanisasi BRICS ke-4 di Brasil.

“Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia hadir membawa harapan dan tanggung jawab dalam membentuk masa depan yang lebih adil, tangguh, dan berkelanjutan,” ujar Menko AHY dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Rabu.

Baca Juga

AHY menekankan pentingnya kerja sama global dalam menghadapi tantangan urbanisasi dan perubahan iklim, terlebih adanya ketimpangan akses pembiayaan perumahan bagi masyarakat yang paling rentan terhadap risiko tersebut.

Ia menyebut dua tekanan besar yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia, yakni laju urbanisasi yang sangat cepat dan meningkatnya risiko perubahan iklim.

Lebih dari separuh penduduk Indonesia saat ini tinggal di wilayah perkotaan, dan jumlah itu diproyeksikan meningkat menjadi 70 persen pada 2045.

“Kita harus memastikan pertumbuhan kota yang inklusif dan tangguh. Tidak boleh ada yang tertinggal,” tegasnya.

Indonesia, lanjut AHY, mendorong pendekatan terpadu yang menghubungkan tanah, perumahan, transportasi, air, dan energi dalam satu sistem infrastruktur berkelanjutan.

“Setiap investasi dirancang untuk menghasilkan berbagai manfaat, seperti penciptaan lapangan kerja yang layak, peningkatan ketangguhan, penguatan martabat, dan kemakmuran yang berkelanjutan,” tuturnya.

Pada kesempatan tersebut, Menko AHY juga mendorong kolaborasi antarnegara anggota BRICS untuk saling berbagi inovasi dan keunggulan dalam mengelola urbanisasi.

Ia menyebut sejumlah contoh, seperti perumahan sosial di Brasil, teknologi kota tahan iklim dari Rusia, hingga pengembangan konektivitas kepulauan oleh Indonesia.

“BRICS memiliki potensi untuk menjadi motor perubahan global. Indonesia siap berkontribusi melalui data, proyek percontohan, dan kebijakan praktis,” ujar AHY.

Ia juga menegaskan bahwa perumahan tidak hanya harus dipandang sebagai kebutuhan dasar, tetapi juga sebagai fondasi bagi pertumbuhan inklusif dan ketahanan kota di masa depan.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement