Senin 23 Jun 2025 07:30 WIB

Amerika Serikat Serang Iran, Indef: Ekonomi Global Kian tak Pasti

Lonjakan harga minyak tidak terlepas dari pentingnya peran Selat Hormuz.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Ilustrasi kapal pengangkut minyak Pertamina.
Foto: dok Pertamina
Ilustrasi kapal pengangkut minyak Pertamina.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Pengembangan Big Data Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan serangan Amerika Serikat (AS) terhadap Iran membawa dampak signifikan terhadap perekonomian global. Salah satu gejala awal yang muncul dari eskalasi ini adalah melonjaknya harga minyak dunia.

"Implikasi terlibatnya AS secara langsung dalam konflik Iran-Israel ini akan membuat perekonomian global kian tak pasti," ujar Eko saat dihubungi Republika di Jakarta, Ahad (22/6/2025).

Baca Juga

Eko menjelaskan lonjakan harga minyak tidak terlepas dari pentingnya peran Selat Hormuz sebagai jalur distribusi utama energi global. Selat ini menjadi titik krusial bagi pengiriman minyak dan gas dari Timur Tengah ke berbagai belahan dunia.

"Pasalnya peran vital Selat Hormuz dalam distribusi minyak dan gas bagi ketersediaan energi di global," lanjut Eko.

Eko memproyeksikan kenaikan harga energi akan berdampak luas terhadap inflasi dan memperlambat pemulihan ekonomi global. Negara-negara yang sangat bergantung pada impor energi akan mengalami tekanan tambahan.

"Dampak lanjutan tentu pada inflasi dan semakin merosotnya pertumbuhan ekonomi dunia," ucap Eko.

Eko juga mengingatkan potensi eskalasi lebih luas jika negara-negara besar seperti Cina merespons kondisi ini dengan langkah strategis. Sebagai salah satu pembeli utama minyak dari Iran, sambung Eko, sikap Cina akan menentukan arah ketegangan berikutnya.

"Belum lagi jika pembeli minyak utama Iran seperti Cina ikut bereaksi terhadap situasi ini, maka ketegangan geopolitik global dapat semakin memanas," kata Eko.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement