Sabtu 21 Jun 2025 18:30 WIB

Saudia Airlines Kembali Mendapat Ancaman Bom, Kali Ini Lewat Telepon, Ini Kronologinya

Operasional bandara tetap normal, evakuasi jamaah haji berjalan lancar.

Jamaah haji berjalan menggunakan kursi roda menuju pesawat Saudi Airlines di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupeten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (18/6/2025). Sebanyak 442 jamaah haji yang menumpangi pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 dipulangkan ke Jakarta setelah sempat mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu karena adanya dugaan teror bom terhadap penerbangan pesawat tersebut.
Foto: ANTARA FOTO/Yudi Manar
Jamaah haji berjalan menggunakan kursi roda menuju pesawat Saudi Airlines di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupeten Deli Serdang, Sumatera Utara, Rabu (18/6/2025). Sebanyak 442 jamaah haji yang menumpangi pesawat Saudi Airlines dengan nomor penerbangan SV 5276 dipulangkan ke Jakarta setelah sempat mendarat darurat di Bandara Internasional Kualanamu karena adanya dugaan teror bom terhadap penerbangan pesawat tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan memastikan keselamatan dan keamanan 376 penumpang jamaah haji Kelompok Terbang (kloter) 33 Debarkasi Surabaya setelah maskapai Saudia Airlines kembali menerima ancaman bom.

Setelah sebelumnya Saudia Airlines SV5276 rute Jeddah–Jakarta menerima ancaman bom melalui surat elektronik (email), kali ini ancaman disampaikan melalui sambungan telepon kepada petugas Air Traffic Control (ATC) di Area Control Center (ACC) Jakarta dari ACC Kuala Lumpur. Ancaman ditujukan kepada penerbangan dengan rute Jeddah–Muscat (Oman)–Surabaya, yaitu SV5688.

Baca Juga

Menanggapi situasi tersebut, pilot Saudia Airlines SV5688 memutuskan untuk mengalihkan penerbangan (divert) ke Bandara Internasional Kualanamu, Medan, guna menjalani pemeriksaan menyeluruh sebagai langkah antisipatif setelah berkoordinasi dengan pihak terkait.

Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara Wilayah II Medan, Asri Santosa, menyampaikan bahwa penanganan kondisi darurat dilakukan segera setelah pesawat mendarat darurat di Kualanamu, Sabtu (21/6), pukul 09.27 WIB.

“Setelah mendarat, dilakukan pemeriksaan terhadap seluruh penumpang dan kru pesawat, dilanjutkan dengan pemeriksaan kabin dan kompartemen bagasi (cargo compartment),” ujar Asri dalam keterangan resminya.

Ia menambahkan, pada pukul 12.55 WIB pemeriksaan terhadap kru dan penumpang telah rampung, kemudian dilanjutkan dengan pemeriksaan pesawat secara gabungan oleh Tim Gegana Polri, tim penjinak bom dari Polda, TNI AD, TNI AU, petugas keamanan bandara (aviation security), serta tim PKP-PK (Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran) bandara.

Meski ada penanganan khusus, operasional penerbangan di Bandara Kualanamu tidak terganggu. “Bandara tetap beroperasi normal. Penanganan dilakukan di area isolasi agar tidak menghambat lalu lintas lepas landas dan pendaratan pesawat lainnya,” ujarnya.

Rencananya, kru dan penumpang akan diberangkatkan kembali ke Surabaya pada Ahad (22/6), pukul 03.30 WIB menggunakan pesawat yang sama.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F Laisa, menyatakan bahwa pihaknya terus berkoordinasi secara intensif dengan seluruh pemangku kepentingan.

“Kementerian Perhubungan terus menjalin koordinasi dengan operator penerbangan, Komite Keamanan Bandara Kualanamu, pemerintah daerah setempat, dan instansi terkait lainnya hingga situasi dinyatakan aman dan terkendali,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa langkah-langkah penanganan darurat pada SV5688 ini dilakukan sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 140 Tahun 2015 tentang Program Penanggulangan Keadaan Darurat Keamanan Penerbangan Nasional, serta Keputusan Dirjen Perhubungan Udara Nomor PR 22 Tahun 2024 tentang Pedoman Teknis Penilaian Ancaman Keamanan Penerbangan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement