Jumat 20 Jun 2025 16:37 WIB

Hadapi Konflik Timur Tengah, Ini Strategi DHL Lindungi Rantai Pasok Global

DHL siapkan rute alternatif dan koordinasi intensif untuk jaga pengiriman tetap aman.

Rep: Frederikus Dominggus Bata / Red: Gita Amanda
Para Petinggi DHL (perusahaan logistik Internasional) yang beroperasi di Indonesia, berpose bersama setelah diskusi terkait berbagai strategi perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Acara ini berlangsung di Hotel Fairmont,  Jakarta, Jumat (20/6/2025). Dari kiri - kanan: President Director DHL Global Forwarding Indonesia, Nicholas Bongsosartono, Senior Technical Advisor DHL Express Indonesia, Ahmad Mohamad, Managing Director DHL Supply Chain Indonesian, Mattias Helmut Gehrsitz.
Foto: Frederikus Dominggus Bata/REPUBLIKA
Para Petinggi DHL (perusahaan logistik Internasional) yang beroperasi di Indonesia, berpose bersama setelah diskusi terkait berbagai strategi perusahaan dalam menciptakan pertumbuhan berkelanjutan. Acara ini berlangsung di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (20/6/2025). Dari kiri - kanan: President Director DHL Global Forwarding Indonesia, Nicholas Bongsosartono, Senior Technical Advisor DHL Express Indonesia, Ahmad Mohamad, Managing Director DHL Supply Chain Indonesian, Mattias Helmut Gehrsitz.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- DHL, perusahaan logistik internasional, menjelaskan strategi mereka dalam merespons situasi geopolitik terkini di Timur Tengah. Ketegangan antara Iran dan Israel yang terus meningkat dinilai berpotensi mengganggu sejumlah sektor, termasuk logistik.

President Director DHL Global Forwarding Indonesia, Nicholas Bongsosartono, mengatakan bahwa pihaknya telah menerapkan strategi standar untuk menghadapi situasi seperti ini, dengan fokus utama pada komunikasi yang proaktif kepada pelanggan.

Baca Juga

“Dari pihak kami, dari DHL Global Holding, strategi kami adalah terus memberikan informasi kepada pelanggan mengenai perkembangan yang terjadi, sehingga pelanggan kami memiliki cukup waktu dan sumber daya untuk merespons, tentunya dengan dukungan dari kami,” ujar Nicholas dalam diskusi media di Hotel Fairmont, Jakarta, Jumat (20/6/2025).

Secara teknis, DHL menjalin kerja sama erat dengan perusahaan pelayaran dan maskapai penerbangan. Kolaborasi ini memungkinkan DHL mencari solusi terhadap tantangan logistik akibat penutupan wilayah udara dan laut di kawasan terdampak konflik.

“Kami bisa memutar melalui negara atau laut lain,” jelas Nicholas.

Ia menekankan pentingnya peran DHL sebagai bagian dari jaringan global. Kantor DHL di berbagai negara bekerja sama dengan mitra lokal untuk menentukan rute terbaik guna menghindari area konflik dan memastikan pengiriman barang pelanggan tetap aman.

“Mungkin waktu pengiriman menjadi sedikit lebih lama, tetapi kami mengutamakan keselamatan kargo, baik milik pelanggan maupun mitra kami,” ujar Nicholas.

DHL, lanjutnya, terus memantau perkembangan di kawasan tersebut. Sejak tahun lalu, perusahaan telah menyiapkan alternatif rute bekerja sama dengan mitra transportasi laut dan udara.

“Contohnya, kalau saat ini pesawat tidak bisa melewati area konflik, kami arahkan lewat utara atau selatan,” katanya.

Nicholas mengakui bahwa situasi di Laut Merah masih belum stabil. Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh mitra pelayaran DHL. Saat ini, banyak kapal memilih mengubah jalur pengiriman dengan memutar melalui Afrika, alih-alih menggunakan jalur cepat Terusan Suez.

“Sampai kapan itu akan terjadi? Terus terang, tidak ada yang tahu. Yang kami lakukan adalah terus berkoordinasi dengan para stakeholder,” ujar Nicholas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement