Ahad 15 Jun 2025 06:30 WIB

Kementan Tegaskan tak akan Impor Jagung Pakan pada 2025

Program satu juta hektare jagung bantu wujudkan swasembada.

Petani memanen jagung di Kedungguwo, Sukomoro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (5/10/2023). Harga jagung di tingkat petani di wilayah itu Rp5.900 per kilogram, lebih tinggi dibanding musim panen tahun lalu Rp4.000 per kilogram, yang menurut petani disebabkan meningkatnya kebutuhan pakan ternak ayam.
Foto: Antara/Siswowidodo
Petani memanen jagung di Kedungguwo, Sukomoro, Magetan, Jawa Timur, Kamis (5/10/2023). Harga jagung di tingkat petani di wilayah itu Rp5.900 per kilogram, lebih tinggi dibanding musim panen tahun lalu Rp4.000 per kilogram, yang menurut petani disebabkan meningkatnya kebutuhan pakan ternak ayam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL — Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan bahwa Pemerintah Indonesia tidak akan melakukan impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak pada 2025. Kebutuhan jagung pakan tersebut akan dipenuhi sepenuhnya dari produksi dalam negeri.

“Rata-rata jagung yang kita tanam di Indonesia itu adalah jagung pakan, dan insya Allah jagung pakan memang kita butuh banyak. Kita sudah pastikan tahun ini tidak impor,” kata Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Yudi Sastro, usai menghadiri kegiatan gerakan panen jagung di Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sabtu (15/6/2025).

Baca Juga

Kepastian ini didukung program sinergi antara Polri dan Kementan bersama pemerintah daerah dalam penanaman satu juta hektare jagung secara nasional. Salah satu lokasi program tersebut berada di wilayah Klaras, Canden, Bantul, yang saat ini mulai dipanen.

Menurut Yudi, stok jagung pakan secara nasional dalam kondisi aman. Meski tidak merinci jumlah pasti stok jagung saat ini, ia menyebutkan bahwa produksi mengalami peningkatan signifikan, bahkan dua kali lipat seperti halnya padi.

“Bahkan kemarin kita sudah mulai ekspor, kerja sama dengan Polri juga. Yang dari Kalimantan Barat, kita ekspor melalui Surabaya, NTB, dan satu lagi dari Gorontalo,” ujarnya.

Ia menambahkan, kebutuhan jagung pakan nasional diperkirakan sekitar 15 juta ton per tahun. Sementara itu, target produksi jagung nasional tahun ini mencapai 16 juta hingga 17 juta ton.

“Sehingga kita pastikan tidak perlu melakukan importasi untuk jagung pakan. Yang masih ada impor adalah jagung pangan, tetapi itu pun hasil hilirisasinya kita ekspor kembali, jadi nilai tambah yang kita dapatkan lebih tinggi,” jelas Yudi.

Ia menegaskan, program swasembada pangan nasional melalui penanaman jagung satu juta hektare akan terus diperluas, melibatkan lebih banyak lembaga dan kementerian.

“Swasembada itu bukan hanya tanggung jawab satu kementerian, tetapi semua pihak. Sekarang TNI dengan padi, Polri dengan jagung, pemda dengan semuanya. Kalau kita satu visi, satu langkah, insya Allah kita bisa,” pungkasnya.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement