REPUBLIKA.CO.ID,SHANGHAI- Ketua dan pendiri salah satu raksasa produsen mobil China Geely, Li Shufu, mengatakan industri otomotif global menghadapi "kelebihan kapasitas yang serius". Karena itu, Geely telah memutuskan untuk tidak membangun pabrik manufaktur baru atau memperluas produksi di fasilitas yang ada.
Li menyampaikan komentar tersebut di sebuah forum otomotif di pusat kota Chongqing, Sabtu (7/6/2025). Geely Holding memiliki beberapa merek otomotif termasuk Geely Auto, Zeekr, dan Volvo.
Komentarnya muncul saat industri otomotif China, yang terbesar di dunia, telah terkunci dalam perang harga brutal yang memaksa banyak pemain untuk mencari pasar di luar negeri dan telah mendorong regulator China untuk menyerukan penghentian.
Produsen mobil China yang telah membangun pabrik di luar negeri termasuk BYD, Chery Auto, dan Great Wall Motor.
Geely berencana untuk menggunakan fasilitas produksi produsen mobil Prancis Renault yang ada di Brasil dan mengambil saham minoritas dalam bisnis Renault di negara Amerika Latin tersebut, menurut pengumuman yang dibuatnya pada bulan Februari.
Reuters melaporkan pada bulan April, mengutip sumber, bahwa regulator China telah menunda persetujuan untuk itu. Geely mengatakan sebagai tanggapan pada saat itu bahwa kerja samanya dengan Renault di Brasil telah berhasil.