Senin 02 Jun 2025 16:38 WIB

Ketimpangan Ekspor-Impor Beras: Indonesia Lebih Banyak Impor, Ekspor Minim

BPS ungkap dominasi impor beras dari Thailand dan India di tengah ekspor kecil.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Friska Yolandha
Produksi beras nasional melonjak signifikan sepanjang Januari-Juli 2025 yang mencapai 21,76 juta ton, Naik 2,83  juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Foto: Kementan
Produksi beras nasional melonjak signifikan sepanjang Januari-Juli 2025 yang mencapai 21,76 juta ton, Naik 2,83 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan ketimpangan tingkat impor dan ekspor beras pada April 2025 masih sangat tinggi. Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan nilai ekspor beras Indonesia pada April 2025 hanya 175,4 dolar AS atau sekitar Rp 2.859.081 (asumsi kurs Rp 16.300 per dolar AS).

"Volume ekspor beras pada April 2025 ini adalah 60 kg, jadi kecil sekali dengan tujuan ekspor berasnya adalah Uni Emirates Arab, Malaysia, dan Belanda," ujar Pudji saat konferensi pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/6/2025).

Baca Juga

Catatan tersebut sangat jauh jika dibandingkan nilai impor beras Indonesia pada periode Januari-April 2025 yang mencapai 119,10 ribu ton beras. Berdasarkan data BPS, rincian beras impor meliputi beras setengah giling utuh HS10063099 sebesar 69,75 ribu ton atau 58,56 persen; beras pecah yang digunakan untuk pakan ternak HS10064090 sebesar 48,55 ribu ton atau 40,76 persen; dan, beras basmati, beras setengah giling baik yang dipoles atau diglasir HS20063050 sebesar 740 kg atau 0,62 persen.

"Pada Januari-April 2025, asal impor beras utamanya berasal dari Thailand dengan volume 30,23 ribu ton atau mencakup 25,39 persen dari total impor beras," kata Pudji. 

Selain Thailand, India tercatat sebagai negara kedua yang mengekspor beras ke Indonesia pada Januari-April 2025 sebanyak 26,78 ribu ton atau 22,49 persen. Kemudian disusul Vietnam dengan 25,05 ribu ton (21,03 persen), Myanmar dengan 18,64 ribu ton (15,65 persen), dan Pakistan sebesar 18,38 ribu ton (15,43 persen).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement