Sabtu 31 May 2025 22:42 WIB

Neta Indonesia Beri Penjelasan Soal Terhapusnya Logo di Kantor Pusat Neta Auto di Shanghai

Neta Auto dilaporkan terlilit utang besar.

Logo Neta Auto.
Foto: Reuters
Logo Neta Auto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Brand PR and Digital Senior Manager PT Neta Auto Indonesia Frietz Frederick memberikan penjelasan terkait terhapusnya logo besar yang berada di kantor pusat dari Neta Auto di Shanghai beberapa yang lalu.

Menurut pengakuannya, penghapusan logo besar kantor pusat tersebut dikarenakan adanya perubahan alamat untuk kantor pusat Neta.

Baca Juga

“Sehubungan dengan dilepasnya logo NETA di kantor pusat kami di Shanghai, kami ingin menyampaikan bahwa hal ini disebabkan oleh perubahan alamat kantor pusat NETA yang kini berlokasi di Hongqiao Transport Hub, yang terletak di dekat Bandara Internasional Shanghai,” kata Frietz Frederick kepada Antara, Sabtu (31/5/2025) malam.

Dia melanjutkan bahwa hal tersebut dilakukan guna mempermudah akses dan efisiensi operasional Neta dalam menjalankan bisnisnya, baik domestik maupun luar negeri.

Dengan berpindahnya kantor pusat tersebut, dia meyakini bahwa akan semakin mudah untuk menjalin kolaborasi lintas wilayah serta mendukung pengembangan bisnis secara lebih optimal.

Sebelumnya dikabarkan bahwa logo besar yang berada kantor pusat Neta Auto, Shanghai, terlihat dihapus dan menyisakan bayang-bayangannya saja.

CarnewsChina pada Jumat (30/5/2025) mengabarkan bahwa Neta yang kini diketahui sedang dalam masa kritis, saat ini banyak diperebutkan oleh kekuasaan yang nantinya dapat menentukan nasib perusahaan tersebut

Bahkan, beberapa sumber telah mengonfirmasi bahwa pemegang saham milik negara dari perusahaan induk Neta, Hozon New Energy Automobile, tengah bergerak untuk mengadakan rapat dewan direksi. Ini guna menyingkirkan pendiri Fang Yunzhou dari peran gandanya sebagai ketua dan CEO.

Hal tersebut dilakukan saat perusahaan sedang bergulat dengan kerugian yang mengejutkan, rantai pasokan yang terputus, dan penutupan pabrik yang mereka miliki.

Sumber internal juga melaporkan bahwa utang yang belum dibayar kepada pemasok melebihi 6 miliar yuan (833 juta dolar), dengan raksasa baterai CATL termasuk di antara mereka yang menghentikan pengiriman.

Akibatnya, produksi domestik Neta telah terhenti, yang selanjutnya menunda pesanan luar negeri meskipun telah mengamankan jalur kredit sebesar 2,15 miliar yuan (hampir 300 juta dolar AS) di Thailand.

Penurunan penjualan Neta sudah terlihat dari angka penjualannya. Setelah mencapai puncaknya pada tahun 2022 dengan 152.000 unit, pengiriman turun menjadi 127.500 pada tahun 2023 dan anjlok hampir setengahnya pada tahun 2024 menjadi hanya 64.549 kendaraan.

Laporan PHK massal, penutupan toko, dan protes pemasok hanya memperburuk persepsi publik. Bahkan pemotongan biaya yang agresif, seperti insentif ekuitas karyawan dan perampingan bisnis, gagal menstabilkan perusahaan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement